BIREUEN | ACEHKITA.COM — Ratusan warga dari dua desa, Kulu Kuta dan Tingkeum Manyang, Kecamatan Kutablang, Bireuen, menggagalkan rencana pembangunan sebuah musalla di wilayah desa bertetangga tersebut Sabtu (12/8).
Bupati Bireuen, Nurdin Abdul Rahman yang sedianya akan melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan mushalla oleh Yayasan Syeikh Ied bin Muhammad Thani Qatar itu, bahkan dihadang warga dan urung turun dari mobil dinasnya. Karena warga terus mengepung mobil bupati, akhirnya Nurdin Abdul Rahman memilih berbalik arah untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Menurut sejumlah warga, keberatan warga terhadap rencana pembangunan musalla itu, karena tidak jauh dari lokasi tersebut sudah ada sebuah masjid besar Kecamatan Kutablang dan sebuah Meunasah Desa Tingkeum Manyang.
“Makanya kami tidak setuju kalau musalla juga dibangun lagi dengan jarak yang saling berdekatan,” kata salah seorang warga kepada acehkita.com.
Warga yang tak setuju, dalam aksinya membentangkan sejumlah spanduk dan poster yang berisikan penolakan rencana pembangunan musalla yang masuk ke dalam Desa Kulu Kuta itu. Sejumlah aparat kepolisian nampak berjaga-jaga di sekitar lokasi. Setelah bupati tidak jadi meletakkan batu pertama rencana pembangunan musalla, warga akhirnya membubarkan diri.
Sementara Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Bireuen, Tengku Jamaluddin mengaku belum memperoleh pemberitahuan terkait rencana pembangunan musalla itu. “Untuk pembangunan rumah ibadah, harus sepengetahuan MPU dan Depag (Departemen Agama), untuk dikeluarkan rekomendasi layak tidaknya rencana pembangunannya,” kata Jamaluddin. []