Sunday, May 5, 2024
spot_img

BREAKING NEWS | Walikota Mawardy Nurdin Berpulang

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin meninggal dunia pada Sabtu (8/2/2014) sekitar pukul 19.40 WIB di ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh.

Sejak tadi pagi, Mawardy Nurdin dilarikan ke rumah sakit akibat menderita penyakit kronis, komplikasi jantung dan ginjal.

“Iya, beliau telah berpulang ke rahmatullah. Saya di rumah sakit sekarang,” kata Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal.

Mawardy Nurdin lahir di Singli, 30 Mei 1954, 59 tahun silam. Ia menjabat sebagai Walikota Banda Aceh sejak 2007. Pada pemilihan kepala daerah 9 April 2012 lalu, Mawardy yang berduet dengan Illiza Saaduddin Djamal kembali terpilih untuk kedua kalinya.

Mawardy Nurdin merupakan seorang teknokrat. Ia meraih gelar insinyur di Institut Teknologi Bandung (1978). Pada 1990, suami Ir Nurshanti Adnan ini mengambil magister di University of New South Wales (UNSW) Sydney Australia dan meraih gelar Master Engineering (M.Eng).

Ia memulai karir di Inspektorat Pembangunan Jalan Departemen Pekerjaan Umum pada 1978. Mawardy juga pernah bertugas di Meulaboh, memimpin proyek peningkatan Jalan Bireuen-Takengon. Ia malang melintang di Dinas Pekerjaan Umum, sebelum akhirnya ditugaskan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh (2000). Setahun di Bappeda, ia ditugaskan sebagai Kepala Bappedalda Aceh pada 2001-2003, hingga akhirnya ditunjuk sebagai Kepala Dinas Perkotaan dan Permukiman Aceh.

Pada 2005, kala Banda Aceh porak-poranda dihumbalang tsunami, Kementerian Dalam Negeri menunjuk Mawardy sebagai Penjabat Walikota Banda Aceh. Ia menjabat hanya setahun. Pada April 2006, Mawardy terlibat dalam proyek pembangunan kembali Aceh pascatsunami. Ia bergabung dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias.

Pemilihan Kepala Daerah 2006 lalu, Mawardy terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai walikota berpasangan dengan Illiza Saaduddin Djamal. Mereka diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bintang Reformasi, dan Partai Demokrat. Pasangan ini berhasil meraih 32,9 persen suara pemilih di Banda Aceh. Setelah menghabiskan jabatan periode pertama, 2011, Mawardy dan Illiza kembali maju ke pilkda. Mereka kembali terpilih untuk kedua kalinya.

Saat memimpin Banda Aceh, pada 2009, Mawardy Nurdin terpilih sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Aceh menggantikan Nova Iriansyah. Ia kembali dipercaya memimpin Demokrat Aceh melalui sebuah Musyawarah Daerah II pada 10 Desember 2011. Ia memimpin periode 2011 hingga 2016.

Di pentas nasional, Mawardy Nasional pernah menjabat sebagai Exco Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Namun pada Juni 2013 lalu, ia diberhentikan dari jabatan tersebut karena dinilai melanggar ketentuan PSSI.

Kesehatan Mawardy anjlok pada awal 2012 lalu. Malah, Mawardy jarang hadir pada setiap kampanye pemilihan kepala daerah saat ia mencalonkan diri untuk kedua kalinya. Pasalnya, Mawardy harus menjalani perawatan intensif akibat menderita komplikasi penyakit jantung dan cangkok ginjal.

Setelah mendapat perawatan intensif, Mawardy masih bisa melaksanakan aktivitasnya sebagai Walikota Banda Aceh. Namun, pada Sabtu (8/2/2014) pagi, ia terpaksa dilarikan ke ruang ICU Rumah Sakit dr Zainoel Abidin untuk mendapatkan perawatan medis, hingga menghembuskan nafas terakhir selepas magrib.

Mawardy meninggalkan seorang istri (Nurshanti Adnan) dan empat orang anak: Riza Adrial Sandy (29), Almer Hafis Sandy (26), Kevin Ramadhan Sandy (21), dan Salsabila Charissa Media (17). []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU