TERBARING di lantai rumahnya, tubuh Kholid Ferdiansyah tampak kurus-kering. Deretan tulang rusuk terlihat jelas. Wajah bocah berusia delapan tahun itu tampak menahan rasa sakit. Ya, rasa sakit yang berasal dari kaki kirinya.

Kaki itu membengkak. Bocah asal Desa Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, itu tak bisa menggerakkan kaki kirinya. Terbujur kaku. Sejak enam bulan lalu, dokter memvonis Kholid menderita tumor ganas.

Awal mulanya kaki Kholid hanya terlihat benjolan saja. Itu pun setelah anak pasangan Ngaidin dan Sri Handayani ini terjatuh akibat bermain bola sepak di sekolah. Namun, lama kelamaan benjolan itu terus membesar.

Ngaidin, sang ayah, bilang, saat bermain bola, kaki Kholid beradu sepak dengan kawannya. Ia mengeluhkan terkilir. Sejak itu, Ngaidin membawa anaknya berobat pada tukang urut.

Hanya saja, benjolan di kaki tersebut tak kunjung hilang. Malah tambah membesar. Khawatir, Ngaidin membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien, Meulaboh, Aceh Barat.

Dokter mendiagnosa bahwa Kholid mengalami bengkak tulang. Ia pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin Banda Aceh. Di sini ia dirawat selama sebulan.

Benjolan di kaki Kholid terus saja membesar. Belakangan, setelah pemeriksaan medis lanjutan, dokter memvonis Kholid menderita tumor ganas. Kakinya harus diamputasi!

Bak petir di siang bolong, keterangan dokter tersebut mengguncang Ngaidin dan Sri Wahyuni. Keluarga miskin ini tak percaya dengan vonis dokter.

Benjolan itu harus dioperasi. Namun, karena alasan biaya, Ngaidin yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung membawa pulang anaknya. Kholid pun dirawat jalan: hanya sempat berobat selama tiga kali ke RSUZA.

Kini, Kholid yang terus meringis menahan sakit hanya dirawat di rumahnya di Kompleks Budha Tzu Chi. “Kami tidak punya biaya untuk mengobatinya,” ujar Ngaidin saat dihubungi Ahad (29/3/2015).

Ngaidin tak mau kaki anaknya diamputasi. “Masa depannya masih panjang,” dia beralasan.

Ia berharap kaki anaknya sembuh, tanpa harus diamputasi. “Tapi kami tidak punya biaya untuk membawanya ke rumah sakit,” kata Ngaidin. “Saya berharap ada mau membantu biaya pengobatan saya.” []

GHAISAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.