BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Shintia Ayu Lestari, bayi tanpa anus berusia 15 bulan asal Desa Pulo Nas, Babussalam, Aceh Tenggara, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh untuk menjalani operasi kedua, Rabu (10/10). Ia dibawa ke rumah sakit untuk menjalani operasi pembentukan anus.
Penderitaan yang begitu besar harus dialami Shintia kala ia susah membuang air besar. Kadang, di perutnya keluar darah. Meski demikian, ia tidak pernah mengeluh.
Suriana, ibu Shintia, mengatakan, Shintia dibawa ke RSUZA untuk menjalani operasi kedua setelah operasi pertama dilakukan di Rumah Sakit Adam Malik pada usia 12 hari. Meski tanpa anus, Shintia tidak pernah mengeluh.
“Dia hanya menangis. Jika buang air besar berdarah. Selain itu tidak ada,” kata Suriana kepada wartawan di rumah sakit.
Operasi pertama yang dilakukan di Rumah Sakit Adam Malik, kata Suriana, untuk membuat lubang di perut agar bisa membuang air besar. Sebelumnya, Shintia buang air besar melalui saluran buang air kecil.
Di perutnya terdapat lubang tempat buang air besar yang berbentuk bulat di perut sebelah kiri. Lobang yang hanya ditutup dengan kain itu terlihat berdarah di selilingnya.
“Sebelum diopersi, dia buang air besar bersamaan dengan buang air kecil,” jelas Suriana dengan mata berlinang.
Anak kedua pasangan Sultan Malik (32) dan Suriana (24) itu rencananya akan menjalani operasi kedua untuk pembentukan anus. Rencananya, Shintia akan menjalani tiga kali operasi sehingga ia bisa buang air besar lewat anus.
“Saya senang dan terharu bisa membawa Shintia untuk operasi kedua,” ujarnya.
Untuk membawa buah hatinya berobat ke Banda Aceh, Sultan Malik terpaksa menjual becak mesinnya. Becak yang sehari-hari ia gunakan untuk mencari rezeki itu terpaksa ia jual demi biaya operasi buah hatinya. “Sekarang saya sewa becak orang untuk tetap bekerja,” jelas Sultan Malik.
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat RSUZA Banda Aceh Husaini mengatakan, pihak rumah sakit belum bisa menentukan kapan Shintia akan menjalani operasi.
“Kita belum bisa kita menentukan kapan pasien dioperasi. Yang bisa kita jelaskan, pasien sudah kami terima,” ujar Husaini.
Menurut Husaini, Shintia akan dirawat dengan menggunakan JKA. “Pasien belum ada KTP dan hanya KK. Pasien dirawat dengan menggunakan JKA,” pungkasnya. []