BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pusat Paguyuban Masyarakat Jawa (PPMJ) Aceh menyesalkan aksi kekerasan bersenjata yang telah menelan korban sipil di Aceh. PPMJ menilai pascapenandatangan MoU Helsinki, banyak kurawa yang bermain untuk menodai perdamaian.
Sekretaris Jenderal PPMJ Aceh Suprayitno menyebutkan, kasus penembakan yang terjadi pada akhir tahun 2011 dan awal 2012 telah menyebabkan lima warga sipil meninggal dan delapan lainnya luka-luka. Hampir semua korban merupakan etnis Jawa.
“Kami menyesalkan insiden itu. Kami mempertanyakan kepada pihak yang bertanggungjawab, kenapa harus masyarakat Jawa? Apa demi kepentingan pribadi atau kelompok atau ambisi politik?” kata Supriyatno dalam pernyataan tertulis yang dikirim ke redaksi acehkita.com, Rabu (4/1).
Ia menyebutkan, pelbagai kasus tindak kekerasan bersenjata yang terjadi selama ini tak terlepas dari segelintir orang jahat yang bermain untuk mengobok-obok perdamaian Aceh.
“Kami yakin situasi ini tak terlepas dari politik, karena kejadiannya seperti direncanakan dan bersamaan. Yang pasti, banyak “kurawa” yang bermain pascaperdamaian MoU Helsinki,” lanjut Supriyatno.
Kurawa merupakan tokoh dalam pewayangan yang berperilaku jelek dan menghancurkan.
PPMJ meminta aparat keamanan dan Pemerintah Aceh untuk mengusut tuntas kasus penembakan yang mengorbankan masyarakat sipil. “Kami meminta aparat keamanan di Aceh, yaitu polisi, secepatnya menemukan pelaku,” desak Supriyatno. []