Friday, April 26, 2024
spot_img

Atlet Muda Bulutangkis Aceh Mulai Diincar Daerah Lain, Ini Sikap Pengprov PBSI

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Sejumlah atlet muda bulutangkis asal Aceh yang saat ini digembleng dan mengasah kemampuan pada sejumlah klub bulutangkis ternama di Pulau Jawa mulai menarik perhatian dan menjadi incaran sejumlah daerah di Indonesia. Daerah-daerah tersebut berniat merekrut mereka untuk mewakili daerahnya pada berbagai ajang olahraga tingkat regional dan bahkan nasional.

Hal tersebut diketahui dari banyaknya permintaan rekomendasi persetujuan mutasi atlet yang diajukan oleh orang tua atau wali atlet ke Pengprov PBSI Aceh.

Menanggapi permintaan tersebut, Ketua Umum Pengprov PBSI Aceh, H. Nahrawi Noerdin, menegaskan bahwa pihaknya akan sulit memenuhi permintaan mutasi lintas provinsi. “Kita sulit menerbitkan rekomendasi persetujuan tersebut. Karena jika kita setujui, maka atlet-atlet muda kita ini tidak lagi terdaftar sebagai atlet Aceh pada sistem database SI PBSI pusat. Sehingga tidak bisa lagi membela panji Aceh pada berbagai kejuaraan seperti Porwil maupun PON. Kalau sudah kita lepas, akan sulit kita tarik kembali,” ujarnya kepada jurnalis, Selasa (23/3),

“Mengapa atlet-atlet kita diincar? Ya karena mereka tau kualitas anak-anak kita ini. Mereka sangat berpotensi untuk menjadi atlet bulutangkis besar di masa depan. Demi Aceh, ini harus kita jaga, harus kita pertahankan. Ini bagian dari masa depan prestasi olahraga Aceh, nggak mungkin kita lepas jadi milik daerah lain,” sambung Nahrawi.

Saat ditanya soal motivasi orang tua atau wali atlet yang berkeinginan anaknya menerima tawaran dari daerah lain, pria yang akrab disapa Toke Awi menyampaikan bahwa, motivasi pada umumnya terkait dengan masa depan atlet seperti pekerjaan, dan lain-lain.

“Ini memang sedikit rumit. Orang tua atlet adalah pihak yang paling besar andilnya dalam pembinaan atlet muda kita. Mereka yang berdarah-darah mendukung anak-anaknya. Jujur, andil kita tidak sebanding. Pada satu sisi kita ingin mempertahankan atlet demi prestasi olahraga Aceh. Tapi di sisi lain kita tidak bisa memberikan jaminan masa depan kepada mereka. Nah, ketika pihak dari luar datang meminang atlet kita dengan kompensasi jaminan masa depan, kita juga akan kesulitan mencegah mutasi itu terjadi. Orang tua mana yang tidak ingin masa depan anaknya terjamin. Itu yang terjadi,” ungkapnya.

Menyikapi persoalan tersebut, Nahrawi mengatakan bahwa sejauh ini Pengprov PBSI Aceh berupaya semaksimal mungkin untuk tetap terhubung dengan orang tua dan memberi perhatian kepada atlet-atlet muda tersebut dengan berbagai cara. “Kita hanya bisa berusaha menjaga agar tetap ada ikatan bathin mereka dengan Aceh. Menjaga nasionalisme keacehannya. Memfasilitasi secara terbatas kebutuhan mereka. Tapi kami tidak bisa sendirian. Perhatian yang kami berikan tidak akan berarti apa-apa tatkala ada tawaran besar datang untuk mereka. Stakeholder olahraga di Aceh harus ikut hadir memberi perhatian. Itu jika kita memang benar-benar berpikir untuk meningkatkan prestasi olahraga Aceh,” sebutnya.

“Saya kira cabor lain mgkn mengalami hal serupa juga. Pemerintah Aceh dan KONI Aceh harus turun tangan dgn lebih konkrit lagi. Kita kan berbagi peran dalam pengelolaan olahraga. Pengprov untuk pembinaan dan KONI untuk prestasi. Jadi sama-sama kita beri perhatian atlet-atlet kita. Mereka harapan kita, jangan sampai diambil orang. Apalagi kita akan jadi tuan rumah bersama pada PON 2024 mendatang,” tambah Nahrawi.

Lebih lanjut, saat ditanyakan terkait atlet muda bulutangkis Aceh yang pernah membela daerah lain, Nahrawi menyatakan, pihaknya pernah memberi persetujuan penggunaan atlet Aceh oleh daerah lain tapi bukan mutasi. “Ada atlet muda putri kita atas nama Mutia yang tengah menimba ilmu di PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah. Dia mewakili cabor bulutangkis provinsi Jawa Tengah pada ajang OSN 2019 yang lalu, dan berhasil menyabet medali perak tingkat nasional,” sebutnya..

Berdasarkan keterangan dari Sekretariat Pengprov PBSI Aceh, saat ini ada lebih dari 10 orang atlet muda bulutangkis Aceh yang tengah menimba ilmu di berbagai klub bulutangkis ternama di Pulau Jawa.

“Tentu Aceh tidak ingin pada PON 2024 nanti, ada atlet Bulutangkis Aceh yang berhasil menyabet medali kejuaraan tetapi bukan untuk Aceh. Apalagi itu akan berlangsung di kampungnya sendiri yang bertindak selaku tuan rumah,” kata Nahrawi.[]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU