LHOKNGA | ACEHKITA.COM — Warga yang berjualan di bibir pantai Lhoknga, Aceh Besar, kembali beraktivitas secara normal, setelah sempat dipanikkan gempa berkekuatan 7,2 pada skala Richter yang mengguncang Aceh pada Ahad siang. Di Banda Aceh, jalanan kota kembali dipenuhi lalulalang kendaraan dan warga yang beraktivitas.
Pantauan acehkita.com, aktivitas berjualan warga di bibir pantai Lhoknga kembali normal sekira setengah jam setelah gempa. “Tadi saya sempat berlarian ke arah bukit,” kata seorang penjual jagung bakar. “Saya masih trauma dengan tsunami lalu.”
Warung-warung kecil yang berada di sepanjang pantai Lhoknga pun kembali bergeliat. Namun, jumlah warga yang menghabiskan liburan akhir pekan di sini, siang tadi, buru-buru kembali ke rumah masing-masing, setelah bumi diayun lindu yang berpusat di Meulaboh itu.
Di Pidie, gempa juga memanikkan warga, sehingga mereka berhenti beraktivitas. “Kami berhamburan keluar rumah,” kata Bachtiar, seorang warga di sana.
Kepanikan juga terjadi di Nagan Raya dan Meulaboh. Warga dua kabupaten yang berada di pusat gempa ini, sempat berhamburan dan mencari tempat yang lebih tinggi.
Warga Kecamatan Darul Makmur, Kuala Pesisir, dan Kecamatan Tadu Raya yang tinggal berdekatan dengan laut memilih meninggalkan rumah. “Ada info akan terjadi gempa,” kata Ardiansyah, kepala markas cabang Palang Merah Indonesia Nagan Raya kepada situs ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sempat melansir bahwa gempa yang berada di perairan Meulaboh itu berpotensi tsunami.
Namun, menjelang sore tadi, warga kembali beraktivitas secara normal. Di Keutapang, perbatasan Aceh Besar dan Banda Aceh, lalulalang kendaraan menambah ramai jalan raya.
Kepanikan warga bertambah karena jalur komunikasi seluler sempat terganggu. “Susah menghubungi orang melalui handphone,” kata Bakhtiar. Namun, kondisi ini tak berlangsung lama. Sejam setelah gempa, jalur komunikasi kembali lancar. []