Friday, April 26, 2024
spot_img

Akhiri Misi, Uni Eropa Pamit ke Gubernur

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Uni Eropa akan mengakhiri misinya di Provinsi Aceh pada akhir bulan ini. Pada 21 Desember, mereka akan menutup kantor perwakilan mereka yang terletak di Jalan Sudirman Banda Aceh.

Sebagai tanda berakhirnya misi di Aceh, Kepala Seksi Politik dan Ekonomi Uni Eropa Julio Aras bersama Kepala Kantor Uni Eropa di Banda Aceh Giovanni Serritella berpamitan kepada Gubernur Zaini Abdullah di ruang kerja gubernur, Kamis (6/12/2012).

Uni Eropa berada di Aceh membantu pemulihan pascatsunami dan pascakonflik sejak tujuh tahun lalu. Julio Aras menyebutkan, Uni Eropa merasa senang bisa hadir dan membantu Aceh bangkit dari tsunami dan konflik.

Menurut Julio, keberhasilan di bidang resolusi konflik Aceh merupakan kesuksesan semua elemen masyarakat di provinsi ini. Uni Eropa hanya sebagai pihak yang ikut mendorong dan memfasilitasi Aceh bangkit dari dua bencana itu.

Uni Eropa, kata Julio, sangat berharap agar damai yang telah diraih di Aceh dapat terus dirawat dan dipertahankan sehingga dalam waktu yang relatif singkat kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.

Menurut Julio salah satu tantangan berat yang dihadapi Aceh ke depan adalah merawat kesuksesan. “Masa-masa sulit telah dilewati Aceh. Ke depan kesuksesan yang telah diraih ini harus dijaga sekuat tenaga,” kata pejabat Uni Eropa yang berkewarganegaraan Brazil itu.

Julio Aras mengatakan sekalipun kantor Uni Eropa akan ditutup di Aceh, menurutnya pihak Uni Eropa akan terus memberikan perhatian maksimal kepada Aceh. Ke depan akan banyak program UE yang akan dijalankan di Aceh.

“Akan banyak hal yang dapat kita kerjasamakan di Aceh ke depan, terutama sektor pendidikan dan pariwisata,” tegas Julio. “Uni Eropa akan tetap memberikan perhatian lebih untuk Aceh.”

Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyebutkan, pemerintah dan rakyat Aceh sangat terbantu dengan peran yang selama ini dimainkan Uni Eropa di Aceh.

Kepada Julio, Zaini menceritakan bahwa konflik panjang di Aceh telah bermula sejak tahun 50-an. Intinya adalah rakyat Aceh meminta agar Pemerintah Indonesia berlaku adil dan bijak terhadap Aceh.

“Setelah Indonesia merdeka yang Aceh ikut berkonstribusi maksimal di dalamnya, Aceh terus dikibuli. Waktu itu rakyat Aceh marah, lalu terjadilah konflik,” ujar Zaini.

Setelah konflik panjang, akhirnya Aceh mencapai damai. Damai Aceh yang telah diraih dengan susah payah ini, menurut Zaini, harus terus dirawat dan dijaga dengan baik. Zaini bahkan mengajak Uni Erop[a untuk secara bersama menjaga dan mengawal damai Aceh.

“Dalam rangka menjaga dan mengawal damai Aceh, saya tidak pernah bosan terus menerus membangun komunikasi dengan Jakarta”, kata Zaini.

Zaini juga meminta Uni Eropa untuk senantiasa mempromosikan Aceh di dunia internasional. Sebab, Aceh saat ini sudah sangat kondusif, menghormati keberagaman, serta menjunjung tinggi kepastian hukum. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU