BANDA ACEH | ACEHKITA.COM– Aceh Documentary Competition (ADC) akan memutar lima film documenter karya sineas muda Aceh di Gedung Sultan Selim II Banda Aceh pada 6-8 September 2013. Pemutaran film ini untuk mengapresiasi hasil karya sineas muda Aceh.
Kelima film dokumenter yang akan diputar itu yaitu “Mableun” karya Samsul Kamal dan Faisal, “Pakaianku Tinggal Kenangan” karya Maria Ulva dan M.Rizki, “Khabar Baik di Dhapu Adee” karya Nuzul Fajri dan Rifqi Saputra, “Meretas Asa di Kaki Gunong Goh” karya Novianti Maulida Rahma dan Rizki Fajar, dan “Perempuan Kopi” karya Iwan Bahagia dan Edi Santosa.
Manager ADC, Azhari, mengatakan, pemutaran film dokumenter karya sineas muda Aceh ini mengambil konsep layar tancap menyerupai bioskop. Pemutaran film ini sebelumnya sudah digelar di Bireuen, Sigli dan Takengon.
“Maka dari itu kami namakan konsep pemutaran film ini dengan bioskop mini,” kata Azhari dalam rilis yang diterima acehkita.com, Kamis (5/9/2013).
Bioskop ADC ini akan diputar selama tiga malam mulai tanggal 6,7 dan 8 September mulai pukul 20.05 WIB. Selain memutar film, ADC juga menggelar Diskusi seputar dunia perfilman di Aceh serta arah perfilman yang sedang digerakkan oleh sineas-sineas Aceh.
“Untuk menonton film ini, kami pengunjung harus membeli tiket dengan harga Rp10.000,” jelasnya.
Menurut Azhari, bioskop di Aceh belakangan merupakan sesuatu yang sangat sakral dibicarakan, apalagi diwujudkan karena perbedaan persepsi dan pendapat. Pun demikian, Aceh Documentary, mengajak semua pihak untuk bisa menerima dan mendukung kegiatan yang digelar selama tiga malam ini.
“Karena film yang di putar merupakan film dokumenter dengan kisah kehidupan nyata masyarakat Aceh, yang di angkat dari pelbagai kabupaten/kota di Aceh,” ungkapnya.
Pemutaran film dokumenter dalam bentuk bioskop, kata Azhari, bertujuan agar bisa menarik masyarakat untuk menonton dan nantinya diharapkan bisa menginspirasi. “Karena film ini menyampaikan pesan sisi positif kekuatan Aceh di mata masyarakat nasional serta internasional,” ujarnya.[]