BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Warga Aceh harus benar-benar waspada dengan campak dan polio. Penyakit yang mengancam kehidupan anak-anak, ternyata sangat berpeluang terjangkit di provinsi ini. Penyebabnya, masih banyak balita di Tanah Rencong belum tersentuh imunisasi.
Di Aceh, dari sekitar 500 ribu balita yang ada, hanya 50 sampai 60 persen saja yang tersentuh imunisasi.
Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depertemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, ada dua penyebabnya, yaitu masih minimnya pemahaman sebagian masyarakat, khususnya ibu-ibu; dan banyaknya daerah terpencil yang tak tersentuh akses petugas kesehatan.
“Tidak sedikit masyarakat yang menolak imunisasi karena takut akan berakibat negatif bagi anak mereka,” ujar Tjandra saat mengampanyekan pentingnya imunisasi campak dan polio di Banda Aceh, Kamis (8/10).
Balita di provinsi ini masih belum aman dari serangan campak dan polio yang kini menjadi ancaman kecacatan dan mematikan.
Serupa demam berdarah, jangkitan campak dan polio juga bisa menjadi kejadian luar biasa (KLB) dengan angka kematian yang tinggi, jika tak dicegah secara dini.
Bagaimana pencegahannya? “Penyakit campak ini bisa dicegah bila seseorang (balita) mendapatkan imunisasi,” kata Tjandra.
Imunisasi minimal harus diberikan dua kali, yaitu saat bayi berusia sembilan bulan dan kala beranjak lima tahun. Imunisasi campak diberikan dengan cara disuntik, sedangkan vaksin polio ditetes ke mulut.
Dalam pekan ini, warga di Aceh bisa mengimunisasi anaknya di Puskesmas, Posyandu, masjid dan meunasah-meunasah di tempat tinggalnya secara cuma-cuma. Nah, jika ingin balita tumbuh dengan fisik normal, jangan ketinggalan.[]