BANDA ACEH |ACEHKITA.COM – Pemerintah Aceh meminta Depertemen Pertanian untuk menjadikan Aceh sebagai pusat pengembangan agribisnis dan makanan (agro dan food estate) di Indonesia.
Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar meminta Menteri Pertanian Suswono memasukkan usulan ini ke dalam program kerjanya dan APBN. “Saya sudah beberapa kali meminta Menteri Pertanian bisa memasukkan ini ke dalam APBN,” katanya di Kantor PWI Aceh, Banda Aceh, Kamis (28/1).
Menurutnya, Aceh berpotensi besar di sektor agro dan food, karena luas lahan pertanian dan perkebunan mencukupi. Juga sektor agribisnis mulai tumbuh.
Selama ini, kata dia, Aceh sudah berhasil meningkatkan produksi pisang barangan, jagung, buah-buahan dan sayuran lainnya yang dikembangkan di seluruh Aceh.
Hanya saja, nilai jual produk itu masih rendah, karena proses produksinya belum memakai teknologi pertanian, di samping jaringan pemasarannya juga belum luas. “Kita bisa mengekspor ini dengan nilai yang lebih tinggi,” ujar Nazar.
Untuk mewujudkan Aceh jadi wilayah agribisnis dan produksi makanan, kata Nazar, dibutuhkan dukungan dari Pemerintah Pusat, khususnya dana APBN.
Sektor agro di Aceh sangat perlu dikembangkan, mengingat hasil produksi minyak bumi dan gas alam Aceh terus turun tiap tahun. Ekonomi Aceh selama ini sangat tergantung kepada sektor minyak dan gas.
Menurut Nazar, Pemerintah Pusat perlu menjadikan Aceh sebagai wilayah pengembangan agro dan food, untuk mengurangi ketergantungan Aceh terhadap migas. Juga untuk mensejahterakan rakyat yang mayoritas petani dan bisa menciptakan daya saing ekspor produk pertanian.
Nazar meminta warga kreatif memanfaatkan potensi agro dan menjadikan konflik dan tsunami sebagai ‘cemeti’ untuk maju.[]