BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Untuk mencegah aksi kriminalitas di jalur internasional Selat Malaka, Badan Koordinasi Keamanan Laut Indonesia membuka kantor pemantauan di Durung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Melalui kantor itu, semua kapal yang melewati jalur Selat Malaka dapat dipantau melalui radar.
Badan Koordinasi Keamanan Laut Indonesia mendirikan Regional Crisis Center (RCC) Aceh di Desa Durung. Tadi pagi, Kepala Pusat Penyiatan Kebijakan Bakorkamla Brigjen Pol AJ Benny Mokalu meresmikan kantor tersebut.
Menurut Benny, kantor RCC Aceh didirikan untuk memantau dan merekam seluruh kapal yang milintas di perairan internasional Selat Malaka. Kantor RCC Aceh akan menjadi bagian dari Maritim Regional Control Center yang berada di Batam dan Bangka Belitung. Sebelumnya, RRC juga telah ada di Tual, Jayapura, dan Merauke.
Dia berharap, dengan adanya fasilitas pemantauan ini, polisi akan lebih cepat mengetahui dan bertindak jika ada aksi perompakan dan pembajakan kapal yang melintasi Selat Malaka. Lalulintas di Selat juga akan semakin terpantau keamanannya.
“Sehingga tindakan atau respon untuk aksi cegah tangkal kriminal, pengawasan dan evaluasi keamanan laut dapat berjalan baik,” kata Benny.
RCC dilengkapi dengan radar dan teropong laut yang dapat memantau semua pergerakan kapal di Selat Malaka. Supervisor RCC Aceh, Mayor (Mar) Idral Fiter mengatakan radar dan teropong tersebut dapat memantau jarak sekitar 100 kilometer dari lokasi RCC.
RCC juga dilengkapi alat komunikasi dengan semua jenis kapal di laut melalui frekwensi 16 radio pelayaran. “Kalau ada kapal mencurigakan, kita akan melakukan komunikasi. Jika mereka mematikan frekwensinya, pergerakan mereka masih dapat kita pantau,” kata dia. []