BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Multi-Donor Fund akan mengakhiri misinya di Aceh dan Kabupaten Nias, Sumatera Utara, pada akhir 2012 nanti. Setahun lagi berada di dua daerah bekas bencana gempa dan tsunami 2004, Multi-Donor Fund masih mendanai 14 proyek pascarehabilitasi dan rekonstruksi.
Deputi MDF untuk Aceh dan Nias Safriza Sofyan mengatakan, fokus program yang didanai MDF setahun ke depan adalah pada peningkatan perekonomian masyarakat. Mereka mendukung pelbagai pembangunan ekonomi, seperti budidaya perikanan, tanaman kakao, dan padi.
“Kita memfokuskan pada pembangunan ekonomi. Kita ingin membangun pondasi yang kuat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Aceh dan Nias,” kata Safriza didampingi Communication and External Relations Officer MDF Puni Ayu Indrayanto di Ulee Lheue Banda Aceh, Rabu (28/12) malam.
Keempatbelas proyek yang masih didanai MDF antara lain fokus pada lingkungan, pembangunan infrastruktur, tatakelola pemerintahan. Awal bulan lalu, MDF telah meresmikan tanda dimulainya pembangunan jalan dan jembatan di Kuala Bubon, Aceh Barat. Begitu pula dengan pembangunan jalan dari Teunom (Aceh Jaya) hingga Meulaboh.
Keempatbelas proyek itu tersebar di 18 kabupaten/kota.
“MDF mengalokasikan Rp6 triliun untuk mendanai semua proyek hingga akhir 2012,” kata Safriza.
Dari total dana itu, 18 persen mengalir ke Nias. “Daerah kepulauan itu membutuhkan perhatian besar. Di sana juga kita fokuskan pada pembangunan ekonomi, kemudian penguatan kapasitas pemerintahan. Itu daerah yang tidak terjamah sebelum bencana,” ujar Safriza Sofyan.
MDF merupakan lembaga donor yang didanai oleh 15 negara dan lembaga internasional. Lembaga ini dibentuk untuk mendanai pemulihan Aceh dan Nias pascagempa dan tsunami yang menewaskan lebih dari 180 ribu jiwa.
Sepanjang 2007 hingga 2011, MDF telah mendanai 52 paket bantuan untuk Aceh dan Nias. Dari 52 paket ini termasuk pembangunan lima pelabuhan. []