BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Tawuran yang melibatkan ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh disesalkan pihak Rektorat. Pemimpin kampus berjanji mendamaikan kedua pihak dalam dua hari ini.
“Kita akan melakukan negosiasi,” kata Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unsyiah, Rusli Yusuf, kepada wartawan di Darussalam, Jumat (14/5).
Ia berjanji mengajak duduk bersama tokoh kedua kubu mahasiswa untuk didengar pendapat mereka kemudian dicari titik temu.
Menurut Rusli, tawuran itu terjadi hanya karena kedua kubu terjadi miskomunikasi. “Mereka anak-anak kita yang masih muda jadi cepat sekali terpancing,” ujarnya.
Menurut catatan acehkita.com, kericuhan yang populer di kalangan kampus dengan istilah anak kantin vs anak musalla terjadi di Unsyiah
bukan kali ini saja. Pada 2006 lalu, saat berlangsung Pemilihan Ketua BEM Fakultas Pertanian, kedua kubu yang kerap silang pendapat juga terlibat bentrok. Buntutnya, di malam hari Sekretariat UKM Pecinta Alam di Fakultas Pertanian hancur dirusak.
Kasus seperti ini berlanjut dalam Pemilihan Ketua BEM di fakultas lainnya. Terakhir kasus tadi sore.
Menurut sejumlah mahasiswa, kasus-kasus yang terjadi sebelumnya juga mengambang tak pernah terselesaikan, sehingga ketaksepahaman yang berujung pada saling membenci kentara terjadi hingga kini di kampus Jantong Hate Rakyat Aceh itu.
Padahal, kasus itu selalu mendapat respon Rektorat, sayangnya hanya berlangsung satu atau dua pekan saja. Penyelesaian hanya sebatas ‘mendinginkan’ situasi di luar saja.
Menanggapi itu Rusli balik bertanya kepada wartawan. “Jadi apa yang mesti kami lakukan?”
“Kita akan terus melakukan negosiasi, itu saja,” lanjutnya.[]