Monday, April 29, 2024
spot_img

6.000 Orangutan Sumatera Terancam

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM- Sebanyak 6.000 ekor orangutan Sumatera (pongo abelii) yang tersebar di beberapa kawasan Aceh dan Sumatera Utara terancam punah akibat perburuan, perdagangan dan pengrusakan hutan yang menjadi habitatnya.

Jack saat masih di Taman Rusa. FOTO | Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM
Jack saat masih di Taman Rusa. FOTO | Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM

Sekretaris Forum Orangutan Aceh (FORA), Azhar, mengatakan, jumlah orangutan Sumatera paling banyak tersebar yaitu di Kawasan Ekosistem Leuser. Namun kini beberapa tempat yang menjadi habitat orangutan itu sudah mulai terancam seperti di Rawa Tripa, Rawa Singkil dan Taman Nasional Gunung Leuser.

“6.000 ekor ini sangat terancam. Rumahnya atau hutannya diekstraksi,” kata Azhar kepada wartawan di sela-sela aksi teatrikal untuk mengkampanyekan penyelamatan orangutan di Aceh, Rabu (22/5/2013).

Berdasarkan data dari pengelola Pusat Karantina Orangutan Sumatera di Sibolangit Sumatera Utara, kata Azhar, sejak tahun 2002 hingga April 2013 mereka telah menerima sebanyak 261 orangutan. Ke 261 orangutan itu merupakan hasil dari penyitaan, penyerahan secara sukarela, dan kelahiran bayi orangutan di stasiun karantina termasuk. Jumlah itu, jelas Azhar, termasuk 143 berasal dari Provinsi Aceh dan 118 berasal dari lokasi lain di Indonesia.

“Dan dari 143 orangutan yang disita dari Provinsi Aceh oleh BKSDA Aceh, belum ada satu kasus pun yang masuk ke ranah hukum. Setelah penyitaan dilakukkan tidak ada upaya penegakan hukum terhadap pelaku pemelihara satwalangka. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi FORA. Dan hal ini menambah cacatatan buruk terkait kinerja BKSDA di Aceh, ujarnya.

Menurut data yang berhasil dikumpulkan FORA, jelas Azhar, sebanyak lima orangutan hingga kini masih dipelihara masyarakat di Aceh. Azhar mengungkapkan, orangutan itu terancam punah di antaranya disebabkan oleh perdagangan. Hal itu terbukti dengan adanya orangutan sumatera yang dipelihara di Jakarta, Medan, Riau dan beberapa daerah lain.

“Itu bukti ada perdagangan. Padahal satwa ini sangat dilindungi dan sekarang sudah sangat terancam karena habitat, perburuan dan perdagangan,” ungkapnya.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU