Friday, April 26, 2024
spot_img

26 Desember, Nelayan Aceh Dilarang Melaut

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Tanggal 26 Desember merupakan hari pantang melaut bagi nelayan Aceh, karenanya dihimbau agar tidak melaut pada hari peringatan delapan tahun tsunami.

Imbauan itu disampaikan Ketua Lembaga Hukom Adat Laot/Panglima Laot Aceh, H. T Bustamam, dalam rilis yang dikirim ke wartawan.

“Tanggal 26 Desember hari pantang melaut. Manfaatkan hari itu untuk mengenang keluarga dan sahabat kita yang telah menjadi korban tsunami,” kata Bustamam dalam rilis yang dikirim ke media, Senin (24/12/2012).

Musibah bencana tsunami 26 Desember 2004 silam merupakan bencana dahsyat yang pernah dialami masyarakat Aceh terutama masyarakat nelayan. Dari 270.000 orang yang menjadi korban, kata Bustamam, diperkirakan lebih dari 30 persen dari korban adalah masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan.

“Sebagian besar dari syuhada tsunami itu diyakini menjadi korban karena minimnya pengetahuan mereka terhadap bencana tsunami,” ungkapnya.

Menurutnya, tanggal 26 Desember dipilih sebagai hari pantang melaut setelah adanya musyawarah besar yang dilakukan Panglima Laot Aceh bersama seluruh Panglima Laot Lhok, Kabupaten dan Provinsi pada tahun 2005 silam.

Ketetapan itu juga disahkan sebagai Hukum Adat Laot tentang hari pantang melaut Aceh. Dalam hukum adat itu dijelaskan bahwa hari pantang melaut bagi warga Aceh yaitu Setiap hari Jumat, Hari Khanduri Laot (3 hari), Hari Raya Idul Fitri (3 hari), Hari Raya Idul Adha (3 hari), Hari Kemerdekaan 17 Agustus (1 hari), dan Hari Peringatan Tsunami 26 Desember (1 hari).

“Tsunami 2004 harus menjadi pelajaran bagi semua pihak khususnya penduduk pesisir laut termasuk nelayan,” harap Bustamam.

Sekjen Panglima Laot Aceh, H. Umar Abdul Aziz, mengatakan kebijakan libur pada hari 26 Desember juga sudah diterapkan oleh Pemerintah Daerah Aceh pada tahun 2011 lalu yang menetapkan hari tersebut sebagai hari libur daerah.

“Kita berharap kebijakan yang mengandung nilai edukatif ini dapat dipertahankan,” harapnya.

“Melalui peringatan tsunami kita tidak hanya berkesempatan mendoakan saudara-saudara kita yang menjadi korban akan tetapi lebih dari itu melalui peringatan tsunami kita sedang mewariskan pengetahuan kepada generasi muda kita tentang peristiwa itu sekaligus menghidupkan kearifan agar generasi selanjutnya lebih siap dan mengetahui tindakan apa saja yang perlu dilakukan agar terhidar dari dampak bencana yang mungkin timbul,” ungkap Umar. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU