Dok. Pribadi

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Senator Aceh, Fachrul Razi, mengecam pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang menyebutkan bahwa daerah operasi militer bisa saja diberlakukan lagi bila terus terjadi kekerasan terhadap TNI di Aceh.

Penyataan Menhan, sebut Fachrul Razi, justru akan memperkeruh suasana dan kembali membuka luka lama rakyat Aceh. Pernyataan Menhan di media dinilai masih menerapkan pendekatan militeristik.

Menurutnya, penggunaan pendekatan militeristik dalam menangani kasus penculikan dan pembunuhan anggota TNI, menunjukkan lemahnya kepercayaan Pusat terhadap Aceh. “Jangan jadikan Aceh sebagai ajang konflik. Sudah cukup saat ini Aceh berada dalam konflik. Kami ingin damai yang abadi,” ujar Fachrul Razi dalam pernyataan tertulis kepada acehkita.com, Jumat (27/3/2015).

Seperti diberitakan, Ryamizard berharap kasus penembakan dua anggota intel Kodim 0103 Aceh Utara tidak terjadi lagi. Sebab kalau terulang, dikhawatirkan akan ada lagi daerah operasi militer (DOM) di Aceh.

“Itu kalau berulang-ulang kan nanti ada DOM lagi. Nggak boleh terjadi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (26/3/2015) seperti dilansir detik.com.

Seperti diketahui bahwa Pemerintah Indonesia pada era Orde Baru memberlakukan DOM di Aceh tahun 1990-1998 untuk memberantas Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dampak pemberlakukan DOM telah mengakibatkan banyaknya dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Aceh.

Fachrul Razi yang juga anggota MPR RI menyebutkan, masyarakat Aceh trauma dengan pergerakan dan operasi militer. “Bila masyarakat milihat tentara, yang tergambarkan adalah kondisi perang dan takut untuk beraktivitas di luar rumah,” kata dia.

Untuk itu, ia meminta Menhan Ryamizard untuk menahan diri dalam mengeluarkan pernyataan. Ia meminta polisi untuk mengusut tuntas kejadian penembakan dua intel Kodim tersebut. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.