Kapolda Husein Hamidi memperlihatkan senjata AK-47 dan borgol yang disita pascapenembakan Junaidi alias Beurijuek di SPBU Batuphat Lhokseumawe. | FOTO: Radzie/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Aparat gabungan Kepolisian Resort Kota Lhokseumawe dan Kepolisian Daerah Aceh menembak mati Junaidi alias Beurijuek yang diyakini anggota kelompok Din Minimi. Sebelum ditembak mati, polisi mengakui sudah melepaskan tembakan peringatan kepada Beurijuek.

Polisi menuai kecaman keras dari aktivis hukum dan sipil, yang dinilai arogan dalam menangani kelompok kriminal bersenjata. Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh menilai, penembakan itu tidak prosedural.

“Walaupun dia terduka pelaku kejahatan, tetap mempunyai hak yang sama di depan hukum,” kata Koordinator KontraS Aceh Hendra Saputra kepada acehkita.com, Jumat (28/8/2015).

Junaidi alias Beurijuek tewas ditembak di areal Sentra Pengisian Bahan bakar Umum Batuphat, Kota Lhokseumawe, Kamis (27/8/2015). Polisi mengklaim menyita satu pucuk senjata laras panjang jenis AK-47, satu unit magasin AK, 47 butir peluru kaliber 7,62 milimeter, dan satu buah borgol. Selain itu, polisi juga mengamankan IS, 15 tahun, teman Beurijuek.

Kapolda Aceh Inspektur Jenderal Husein Hamidi menyatakan, penembakan Beurijuek sudah melalui prosedur. Artinya, sebelum dilumpuhkan, polisi sudah memberikan tembakan peringatan. Namun Beurijuek berusaha melawan.

“Ia melarikan diri dan tidak mengindahkan tembakan peringatan dan tim melakukan penembakan terarah kepada tersangka,” kata Kapolda Husein kepada wartawan, Jumat (28/8/2015) pagi.

Menurut Kapolda, dalam setiap penangkapan terduga pelaku kejahatan –termasuk kriminal bersenjata, polisi berupaya menangkap pelaku hidup-hidup. “Tapi di lapangan ada berbagai kendala, mereka nyata-nyata tidak mau menyerahkan diri, kita berikan tindakan tembakan peringatan, namun tidak dihiraukan. Akhirnya kita arahkan untuk melumpuhkan,” ujarnya.

Polisi menyatakan Beirujuek merupakan buronan yang sudah lama diincar. Ia terlibat perampokan dan pembakaran truk berisikan kelapa sawit di kawasan Aceh Utara. “Yang bersangkutan juga memeras sekitar Rp80 juta,” kata Husein Hamidi.

Selain itu, polisi meyakini Junaidi alias Beurijuek terlibat dalam eksekusi-mati dua anggota intelijen Kodim Aceh Utara di Nisam Antara pada akhir Maret lalu.

Hal ini diketahui dari keterangan yang diberikan oleh tersangka TP yang sudah ditangkap beberapa waktu lalu di kawasan Darussalam, Aceh Besar. Menurut TP, kata Kapolda Husein, Beurijuek lah yang memborgol dua anggota TNI naas itu.

“Borgol inilah yang digunakan untuk memborgol dua anggota TNI di Nisam Antara. Pada pemeriksaan sebelumnya kita dapat keterangan yang pegang borgol adalah JN alias Beurijuek,” sebut Kapolda Husein. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.