Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi FOTO/harianaceh.co

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kepolisian Daerah Aceh mengultimatum Din Minimi, yang selama ini dituding aparat keamanan berada di balik kekerasan bersejata, untuk segera menyerahkan diri.

“Kami mengimbau Din Minimi dan kelompoknya menyerahkan diri saja sebelum terlambat,” kata Kepala bidang Humas Polda Aceh AKBP Teuku Saladin kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu (6/5/2015) sore.

Meminta Din Minimi menyerah, Teuku Saladin mengutip ungkapan “sepandai-pandai tupai melompat, sesekali jatuh juga”. Ia yakin, polisi akan menemukan Din Minimi, dalam kondisi apa pun.

“Suatu saat pasti tertangkap, bisa selamat, bisa tidak,” ujar Saladin.

Saladin menegaskan bahwa kepolisian akan terus menguber Din Minimi dan kelompoknya hingga tertangkap. “Percuma lari, ke umpung keureungkom akan kita cari,” tandas mantan Kapolres Bireuen itu.

Kepolisian Daerah Aceh mengklaim telah menangkap 16 anak buah Din Minimi. Terakhir, polisi menangkap Zulfaini alias Teungku Plang di Desa Limpok, Aceh Besar. Saat ini, polisi tengah menguber Komeng, rekan Teungku Plang, di sekitaran Aceh Besar.

Kapolda Aceh Irjen Husein Hamidi menyebutkan, saat ini masih ada 19 anak buah Din Minimi yang masih diburu. Polisi mengaku sudah mengantongi identitas mereka.

Din Minimi dipersalahkan terlibat dalam serangkaian aksi teror bersenjata, penculikan, dan penembakan, termasuk terhadap dua anggota intel Kodim Aceh Utara. Malah, polisi menyebutkan bahwa Teungku Plang yang ditangkap di Limpok merupakan salah satu eksekutor. Padanya, polisi menemukan pistol FN yang diduga milik anggota TNI tersebut.

Din Minimi membantah tudingan polisi terlibat dalam penembakan anggota TNI. “Saya tidak ada urusan dengan TNI karena yang kami lawan adalah Pemerintah Aceh untuk memperjuangkan keadilan seperti disebutkan dalam perjanjian damai dengan Pemerintah Indonesia,” kata Din Minimi kepada acehkita.com, 16 April lalu.

Orang-orang yang ditangkap tersebut, kata Din Minimi, juga bukan anak buahnya. “Hebat kali saya kalau punya anak buah sebanyak itu. Mereka bukan anak buah saya. Mungkin antara mereka ada saya yang kenal kalau mereka mantan kombatan GAM,” lanjutnya.

Din mengaku dia berjuang sendiri untuk menuntut keadilan dari Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan wakilnya, Muzakir Manaf. “Dulu ada seorang teman saya, tetapi dia sudah meninggalkan saya. Saya dengar dia sudah ditangkap,” ujarnya. []

FG | NH

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.