BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pemerintah Kota Banda Aceh tengah mempersiapkan jalur angkutan publik Trans Kutaraja. Di sejumlah titik jalan protokol, mulai dibangun halte angkutan massal itu. Sayangnya, halte bus dinilai tidak ramah bagi warga yang berkebutuhan khusus.
Penilaian itu disampaikan Forum Komunikasi Masyarakat Berkebutuhan Khusus Aceh, Lembaga Riset Natural Aceh, Organisasi Perempuan Muda Fawa Community, dan Lembaga Masyarakat Madani Aceh. Mereka menilai, halte yang dibangun di sepanjang jalur bus Trans Kutaraja masih kurang memperhatikan calon penumpang berkebutuhan khusus atau disabilitas.
“Desain dan konsep halte yang sedang dikerjakan belum dan tidak ramah bagi komunitas rentan,” kata Edy Syahrial, ketua FKM-BKA kepada acehkita.com, Jumat (2/10/2015).
Hal ini dilihat dari tidak adanya ramp (jalur landai untuk kursi roda) yang terdapat pada halte yang tengah dibangun. Di sejumlah halte memang terdapat ramp, namun kemiringannya terlalu curam sehingga tidak bisa diakses secara aman oleh penyandang disabilitas.
Amatan acehkita.com di sejumlah halte di sepanjang Jalan Teungku Daud Beureu-eh, halte-halte itu memang memiliki jalur ramp. Sayangnya, untuk mengakses jalur itu terkadang sulit. Misalnya halte depan Dinas Keuangan Aceh, jalur ramp tersedia namun calon penumpang berkebutuhan khusus masih sulit mengakses dari jalan utama. Sedangkan ramp di halte depan RSUZA terlihat terlalu curam.
“Kemiringan ramp seperti di halte RSUZA sudah pasti tidak akan bisa diakses para pengguna kursi roda,” ujar Edy.
Empat lembaga ini berharap agar Pemerintah Kota Banda Aceh menghadirkan halte bus Trans Kutaraja yang ramah bagi calon penumpang berkebutuhan khusus dan kelompok marginal. []
