Ghaisan/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — WAHYU Pratama masih berusia dua tahun. Tapi, beban yang dideritanya melampaui usia. Balita asal Desa Sital, Kecamatan Teupah Barat, Simeulue, ini terpaksa terbaring di ranjang rumah sakit dengan alat bantu pernafasan.

Buah hati pasangan Mawansa (25 tahun) dan Rosmanida (20 tahun), petani asal Simeulue, ini sudah 20 hari mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Sebelumnya, Wahyu dirawat di RSU Simeulue.

Dokter yang menangani Wahyu di Simeulue sempat menyangka balita ini menderita thalasemia dan limpa perut. Hal ini berdasarkan keluhan saat berusia enam bulan. Pada usia itu, Wahyu mengalami demam dan disuntik. Sayangnya, setelah demam itu reda, malah muncul masalah baru di perutnya. Dokter menemukan gumpalan benda keras seukuran bola tenis meja di perut Wahyu.

Di sana lah, Wahyu didiagnosa menderita thalasemia dan limpa perut. “Kami selalu bawa dia ke dokter. Waktu itu perutnya belum terlalu besar dan dia masih bisa jalan,” ujar Rosmanida di Banda Aceh, Sabtu (25/4/2015).

Rosmanida rajin memeriksa kesehatan anaknya. Pasalnya, dokter bilang diagnosa baru akurat setelah Wahyu berusia setahun.

Dokter RSU Simeulue merujuk ke RSUZA Banda Aceh. Setelah menjalani pemeriksaan di sebuah pusat kesehatan, Wahyu ternyata negatif thalasemia. Hemoglobin (Hb)-nya juga normal.

Di Banda Aceh, Wahyu sempat dirawat selama 19 hari. Di sini, dokter kembali bilang bahwa perlu menunggu usia Wahyu dua tahun agar diagnosa penyakitnya lebih akurat.

Sejak itu, Rosmanida terus membawa anaknya berobat di rumah sakit atau dukun kampung. Ia berharap, gumpalan benda keras di perut anaknya segera terobati.

Perut Wahyu terus membesar, hingga ia kembali dibawa ke RSUZA Banda Aceh. Berdasarkan hasil Computerized Tomography Scanner (CT-scan), Wahyu menderita tumor perut.

Kabar ini mengejutkan Rosmanida dan suaminya. “Harus operasi,” ujar Rosmanida.

Balita ini akan menjalani operasi pada 28 April mendatang dengan biaya ditanggung Jaminan Kesehatan Aceh. Namun, Rosmanida tidak memiliki biaya hidup selama menunggu di Banda Aceh. Apalagi, setelah operasi Wahyu harus menjalani kemoterapi. “Hanya ada uang Rp50 ribu ini,” kata dia. []

GHAISAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.