BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Rapat penetapan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) diwarnai kericuhan, Senin (8/12/2014) malam. Kericuhan ini diiringi dengan aksi banting meja oleh anggota Dewan terhormat.
Kericuhan ini dipicu ketegangan antara pimpinan sidang Muharuddin dengan anggota DPRA Ridwan Abubakar alias Nek Tu. Keduanya berasal dari Fraksi Partai Aceh yang mendominasi parlemen.
Saat Muharuddin memimpin sidang, Nek Tu mengajukan interupsi. Ia menolak Muharuddin sebagai ketua DPRA yang diklaim telah mendapat persetujuan dari pimpinan Partai Aceh. Nek Tu mengklaim meraih dukungan mayoritas DPW sebagai ketua parlemen.
Di kala Nek Tu tengah berbicara, Muharuddin langsung memotong. “Maaf, Nek Tu. Itu urusan internal Partai Aceh. Nanti saja kita bahas,” ujar Muharuddin.
Nek Tu tak terima dengan sikap Muharuddin. Ia emosi bangun dari tempat duduknya dan langsung membanting meja. Ia lantas maju ke depan menemui pimpinan sidang. Ia tak sendiri, beberapa orang yang diduga simpatisan Nek Tu maju ke depan dan memukuli meja pimpinan sidang. Malah, seorang pria berkaos biru juga ikut menyerang.
Arena rapat penentuan pimpinan DPRA berubah bak pasar, gaduh. Sejumlah orang berteriak dan memaki pimpinan sidang. “Kami yang berperang kau yang ambil untung,” teriak beberapa orang.
Sidang diskor hingga 10 menit. Aparat kepolisian berjaga-jaga di areal sidang. Saat skor dicabut, sidang malah langsung ditutup dan dilanjutkan hari ini.
Juru Bicara Partai Aceh Suadi Sulaiman Laweueng enggan berkomentar terkait anggota partainya yang membuat kericuhan. “No comment,” kata dia singkat. []
ATTAYA ALAZKIA