Ghaisan/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Zulkarnaini terlihat tabah menunggu kedatangan jenazah menantunya, Muhammad Rizal bin Nurdin, di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Rabu (9/9/2015) siang.

Rizal menjadi salah seorang korban meninggal dalam musibah kapal karam di perairan Sabak Bernam, Selangor, Malaysia, Kamis (3/9/2015) dinihari lalu. Hingga Rabu sore, KBRI berhasil mengidentifikasi 22 warga Aceh yang meninggal dalam musibah Kamis dinihari kelabu itu.

Kapal yang ditumpangi Rizal kandas di tengah lautan. Ia meregang nyawa bersama 62 korban lainnya. Beruntung, istri Rizal –Erni Juwita– berhasil diselamatkan. Saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Malaysia.

Rizal dan istrinya –bersama lebih 70 warga negara Indonesia lainnya– memilih naik kapal tidak bermanifes, tidak berangkat pada jadwal resmi. Di kalangan tenaga kerja Indonesia, pulang dengan kapal tidak resmi sering disebut “woe dari likot” atau pulang melalui jalur belakang atau tidak resmi.

Zulkarnaini masih ingat betul ketika melarang menantu dan anaknya pulang melalui jalur tidak resmi. Ia meminta sang menantu untuk pulang menggunakan pesawat terbang saja.

“Dia bilang tidak berani naik pesawat,” kenang Zulkarnaini kepada acehkita.com di Bandara Sultan Iskandar Muda, Rabu siang. “Saya suruh naik kapal feri.”

Lagi-lagi, Rizal enggan naik feri. Ia memilih ikut temannya yang juga pulang melalui jalur belakang. Alasannya, “ongkos lebih murah”.

Zulkarnaini. | FOTO: Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM
Zulkarnaini. | FOTO: Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM

Tidak Sanggup Berenang
Zulkarnaini sama sekali tidak memperoleh kabar bahwa Rizal dan istrinya pulang ke Aceh menggunakan kapal tidak resmi. Hal ini dilakukan agar keluarganya tidak mengetahui jalur apa yang digunakan untuk kembali ke nanggroe.

“Dia takut kami marah kalau tahu pulang lewat belakang,” aku Zulkarnaini.

Rizal dan istrinya, Erni Juwita, merantau ke Malaysia sejak setahun lalu. Pasangan ini sudah dikaruniai anak semata wayang. Saat mereka merantau ke Semenanjung Malaysia, sang anak dititip sama Zulkarnaini.

Kamis dinihari kelabu menjadi akhir dari perantauan Rizal. Kapal kayu berukuran 12,2 meter itu kandas. Rizal dan istrinya berusaha berenang menyelamatkan diri. Naas, Nurdin tak berhasil. Ia tidak sanggup berenang.

Sedangkan sang istri berhasil diselamatkan. Kini ia dirawat intensif akibat paru-parunya dipenuhi air laut.

Jenazah Rizal telah dimakamkan di Desa Geudong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen. “Ia orangnya pendiam, tidak banyak omong,” kenang sang mertua. “Kasihan anaknya masih kecil.” []

GHAISAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.