Saturday, April 20, 2024
spot_img

Yuk Hadiri Diskusi Soal Identitas Melayu!

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — International Centre for Aceh and Ocean Studies (ICAIOS) berkolaborasi dengan penerbit Bandar Publishing bakal mengadakan diskusi terbuka tentang “Identitas Melayu dalam Sejarah Aceh dan Pulau Pinang” bertempat di Ruang Seminar ICAIOS, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (8/5) sore.

Dalam keterangan tertulisnya, disebutkan bahwa diskusi yang dimulai setelah salat Ashar tersebut sifatnya terbuka. Dan panitia penyelenggara diskusi mengundang siapa saja untuk menghadirinya.

Disebutkan juga, diskusi tentang Identitas Melayu dalam Sejarah Aceh dan Pulai Pinang akan berlangsung dengan pembicaranya Dr Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad.

Dijelaskan sekilas profil pembicara, Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad yang akrab dipanggil KBA terkenal produktif menulis. Salah satunya buku karya terakhir Dosen Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry itu berjudul Acehnologi yang sekitar sebulan lalu diterbitkan oleh Bandar Publishing.

Selain Acehnologi, bukunya yang lain di antaranya Islamic Law in Southeast Asia: A Study of Its Application in Kelantan and Aceh (Silkworm, 2009), Wajah Baru Islam di Indonesia (UII Press, 2004), Relasi Islam dan Negara: Perspektif Modernis dan Fundamentalis (Indonesia Tera, 2001).

“Tulisannya From Teungku to Ustaz: A Potrait of Islamic Education in Aceh, Indonesia pada 2011 yang lalu dipresentasikan dalam International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies,” tulis panitia diskusi dalam keterangan tertulisnya.

Soal diskusi tersebut dijelaskan bahwa dalam sejarah, hubungan Aceh dan Pinang tidak dapat dinafikan terutama ketika Franciss Light dan Syed Hussein al-Aidid mendirikan Pinang pada tahun 1786. Tak lama setelah itu, Pinang merupakan pintu gerbang warga Aceh untuk menunaikan ibadah haji. Dalam dunia perdagangan, dulunya semua aktivitas ekonomi Aceh saat itu dibangun melalui hubungan Aceh dan Pinang.

“Aceh juga memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi di Pinang melalui ekspor kekayaan alamnya terutama lada. Bagi orang Aceh, khususnya ketika perang, Pinang merupakan tempat untuk melobi dunia internasional. Dalam hal ini, orang Aceh di pulau Pinang, melakukan berbagai upaya untuk menggagalkan Aceh untuk diduduki oleh Belanda. Uniknya, hubungan harmonis Aceh dan Pinang yang terjalin sejak abad ke-16 itu masih kokoh terbina, sekokoh Masjid Melayu Lebuh Acheh, mesjid tertua di Pinang yang masih ramai dikunjungi orang,” tulisnya.

Lewat diskusi terbuka bersama Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad tersebut diharapkan bisa mengupas lebih lanjut seputar latar belakang yang membuat Aceh dan Pinang begitu mesra dan seberapa besar pengaruh dan kontribusi Aceh dalam dunia Melayu dan Pinang atau sebaliknya dalam dalam konstruksi identitas di Aceh dan Pinang. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU