BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Perayaan penanggalan baru China atawa Imlek ikut dirayakan warga Aceh keturunan Tionghoa, Ahad (10/2/2013). Memeriahkan Imlek, mereka menggelar atraksi barongsai yang mampu menyedot antusiasme warga turunan.
Pantauan acehkita.com, pagelaran barongsai digelar setelah warga Tionghoa melaksanakan sembahyang di sejumlah vihara yang ada di kawasan Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, seperti Vihara Dharma Bhakti, Vihara Dewi Samudra, dan Vihara Budhha Sakyamuni.
Ada tiga barongsai yang dikerahkan pada pagelaran yang menyedot perhatian ratusan warga keturunan China. Mereka terlihat menikmati suguhan tarian barongsai, yang jarang bisa mereka nikmati di Banda Aceh.
Ketua Perkumpulan Hakka Aceh Kho Khie Siong menyebutkan, tahun ini Imlek di Banda Aceh terbilang meriah. Sebab, “ada pementasan tarian barongsai,” kata pria yang akrab disapa Aki itu. “Tahun-tahun sebelumnya tidak ada.”
Warga turunan Tionghoa mengaku senang bisa mengekspresikan kebudayaan mereka pada prosesi pergantian tahun baru Imlek, yang dikenal dengan shio ular. Hal ini terlihat saat mereka menyaksikan pementasan barongsai dan ikut memberikan angpau kepada sesama.
“Sejak pukul 12.00 malam tadi, warga kami sudah sembahyang menyambut Imlek,” kata Ketua Vihara Dewi Samudra Rita kepada acehkita.com.
Selain mengunjungi vihara, warga keturunan juga akan berkunjung ke kerabat atau tetangga untuk memeriahkan Imlek. “Kita silaturrahmi dengan tetangga juga ya,” sebutnya.
Warga keturunan China diperkirakan berjumlah 4.000 hingga 5.000 jiwa mendiami Banda Aceh. Mereka terdiri atas suku Hainan, Hakka, Hokkian, Konghu, dan Tiaucu.
“Yang paling dominan suku Hakka,” kata Aki. []