PIDIE JAYA | ACEHKITA.COM – Sejumlah warga Pidie Jaya menyambut gembira kemenangan pasangan SBY-Boediono dalam pemilihan presiden 2009. Warga yakin SBY akan melanjutkan perdamaian Aceh.
“Kita juga tidak sanksi lagi. Jika SBY yang menang, tak ada perang lagi,” kata Idris, warga Desa Meunasah Pupu, Kecamatan Ulim, Pidie Jaya kepada acehkita.com, Kamis (9/7).
Di Pidie Jaya, SBY-Boediono unggul di semua kecamatan. KIP setempat merilis, pasangan nomor dua itu meraup 95 persen suara atau sekitar 64.845 di kabupaten tersebut. Sementara Jusuf Kalla-Wiranto berada diurutan dua dengan perolehan 2. 723 suara, dan Megawati-Prabowo hanya dapat 516 suara.
Idris mengaku memilih calon presiden incumbent itu tanpa ada yang mempengaruhi. Alasannya, karena selama SBY memimpin, konflik Aceh reda.
Sementara dua pasangan rival SBY yaitu Megawati- Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto, tak popular di mata Idris. “Mereka terlibat konflik Aceh,” kata tukang becak ini.
“Megawati membuat Darurat Militer di Aceh, cukup banyak orang kita yang mati. Sementara Wiranto (pasangan JK-red) terlibat waktu DOM (Daerah Operasi Militer) dulu. Banyak saudara kita yang disiksa.”
Dahri, warga Ulee Gle, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya mengatakan senada. Ia menilai SBY layak jadi presiden karena, selama kepemimpinannya kini, Indonesia sudah banyak berubah. “Koruptor sudah mulai dihukum, walau belum maksimal,” ujarnya.
Dahri berharap, jika SBY-Boediono resmi ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden untuk lima tahun ke depan, wajib merealisasikan janjinya.
Sejak usai pemungutan suara kemarin, sejumlah warga Pidie Jaya mengikuti hasil perhitungan cepat ditayang di beberapa TV swasta. Mereka umumnya menonton tayangan itu di sejumlah warung kopi di sana.
Diskusi seputar kemenangan pasangan nomor dua itu ‘merebak’ dari warung ke warung. “Dalam dua hari ini tak ada cerita lain,” guyon Faisal, seorang warga.[]
