Saturday, April 20, 2024
spot_img

Warga Penuhi Masjid dan Kuburan Massal

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Mengenang lima tahun bencana tsunami, ribuan warga Banda Aceh mendatangi masjid dan kuburan massal, Sabtu (26/26). Mereka larut dalam zikir dan doa.

Hajjah Amridar, 48 tahun, mendatangi kuburan massal Ulee Lheue untuk mendoakan ibu dan empat anaknya yang menjadi korban dalam petaka 26 Desember 2004 lalu.

“Saya tidak tahu di mana kuburan anak dan cucu saya,” kata Amridar, terisak-isak. “Setelah dari sini, saya mau berdoa di kuburan massal lain. Karena saya tidak tahu anak saya dikuburkan di mana.”

Saat tsunami menerjang, Amridar dan suaminya tengah menunaikan ibadah haji. Sehari sebelum tsunami menerjang, ia masih sempat bercakap-cakap dengan anak-anaknya melalui sambungan telepon. Namun, pagi Ahad semuanya menjadi duka. Ibu dan empat anaknya meregang nyawa dalam bencana tsunami.

Amridar mengaku tidak bisa melupakan kejadian Ahad pagi itu. “Wajah-wajah anak saya masih sering terbayang,” ujarnya. Seorang anaknya selamat.

Kesedihan juga meliputi Siti Aminah. Perempuan berusia 72 tahun itu tinggal sebatang kara. Anak dan cucunya menjadi korban keganasan gelombang gergasi.

“Saya ke sini untuk menziarahi anak dan cucu saya yang meninggal dalam tsunami,” kata Siti Aminah, 72 tahun.

Tsunami merenggut nyawa tiga anak dan empat cucunya. Saat memanjat doa dan membaca yasin, Aminah tak kuasa mrnahan tangis. Berkali-kali Aminah menyeka air matanya dengan tisu.

Selain ke kuburan massal, ribuan warga juga berdoa di masjid. Di Masjid Subulussalam, warga Desa Punge Blang Cut larut dalam kekhusukan doa kepada Tuhan. Melalui pengeras suara, seorang imam memimpin zikir. Sejumlah warga yang hadir tak kuasa menahan tangis.

Di kompleks kuburan massal Ulee Lheue, bekas bangunan Rumah Sakit Umum Meuraxa dijadikan tempat warga berkumpul. Di sini, seratusan lebih warga memanjatkan doa. Usai berdoa dan mengikuti nasihat dari seorang ustad, warga menyantap kenduri.

“Saya tidak bisa melupakan mereka. Kalau saya merindukan mereka, saya sering ke sini, melepaskan kerinduan,” kata Mardiah, warga Desa Blang Oi, Kecamatan Meuraxa. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU