BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh melatih 200 tenaga penyelenggaran fardhu kifayah yang berasal dari gampong-gampong (desa) terpencil di seluruh Aceh. Pembekalan fardhu kifayah tersebut berlanagsung selama empat hari di Hotel Daka, Banda Aceh.
“Dari informasi yang kami himpun dari berbagai kalangan, semakin hari semakin berkurang orang-orang yang paham tentang fardhu kifayah, padahal ini sudah jelas wajib bagi kita seorang muslim atas muslim lainnya yang musibah,” kata Plt. Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Zuhri, saat membuka kegiatan pembekalan fardhu kifayah, Selasa (4/9).
Karena itu, sebut dia, Dinas Syariat Islam Aceh merasa terpanggil untuk mengatasi krisis tenaga fardhu kifayah di gampong-gampong terutama daerah terpencil yang jarang disentuh oleh organisasi pembinaan lainnya.
“Dengan adanya pembekalaan sedemikian rupa setidaknya bagi teungku-teungku yang selama ini sudah menekuni profesi ini, dapat meneruskan ilmu-ilmunya kepada generasi muda yang mengikuti pembekalan ini,” ujarnya.
Ketua Panitia Pelaksana pembekalan tenaga penyelenggara fardhu kifayah, Ridwan Djohan, dalam laporannya mengatakan, penyelenggaraan fardhu kifayah seharusnya menjadi agenda terpenting dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang muslim.
“Banyak masyarakat yang cuek tentang fardhu kifayah, padahal ini tanggung jawab seorang muslim terhadap muslim yang meninggal dunia,” ujar Wakil Imam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh itu.
Dia menjelaskan, kegiatan tersebut diikuti oleh 200 peserta dari seluruh gampong yang ada di Aceh. “Kami menjaring peserta dari pelosok-pelosok yang kurang pembinaan, sehingga dengan pelatihan ini menjadi bekal bagi mereka nantinya.”
Kepala Seksi Penguatan Kelembagaan Syariat Islam Aceh itu menyebutkan, peserta pada pembekalan fardhu kifayah ini terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh adat, ibu-ibu juga ada tokoh pemuda sehingga diharapkan dapat memperkuat tenaga takziah mayat di gampong masing-masing dan ke depan tidak ada gampong yang tidak bisa menyelenggarakan fardhu kifayah. []