BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Meski sudah menutup sejumlah program menyangkut proses perdamaian, Uni Eropa tidak serta-merta akan mengakhiri bantuannya terhadap Aceh. Kepala Perwakilan Uni Eropa di Aceh Giovanni Serritella mengatakan, Uni Eropa masih tetap membantu Aceh.
Bantuan Uni Eropa selanjutnya untuk Aceh akan difokuskan pada persoalan lingkungan dan perubahan iklim. “Beberapa proyek masih dilanjutkan. Ke depan, Uni Eropa akan mendukung program yang fokus pada kehutanan dan perubahan iklim,” kata Giovanni selepas seremoni penutupan proyek Aceh Peace Process Support di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Rabu (23/5).
Menurut Giovanni, hutan Aceh merupakan salah satu paru-paru dunia yang harus dijaga dengan baik. Selama ini, Uni Eropa mendanai program pembentukan penjaga hutan (ranger) yang dilaksanakan oleh Fauna and Flora International (FFI).
Seperti diketahui, FFI membentuk dua unit Conservantion Rescue Unit di Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya, dan Geumpang, Pidie. Ini merupakan wilayah yang masuk dalam kawasan ekosistem Ulu Masen.
Selain akan membantu Aceh dalam bidang lingkungan dan hutan, Uni Eropa juga masih akan mendukung Aceh dalam bidang perdamaian. Sebab, perdamaian Aceh menjadi model bagi negara-negara yang mempunyai konflik internal.
“Program perdamaian Aceh menjadi pengalaman yang dapat dipelajari oleh pemerintah yang di negaranya terdapat ketidakstabilan politik,” kata Giovanni.
Selanjutnya, Uni Eropa akan melanjutkan ketertarikan mereka terhadap bidang politik, sosial, dan pembangunan di Aceh. “Aceh menjadi daerah model desentralisasi pemerintahan karena daerah ini berstatus otonomi khusus,” ujarnya. []