PULAU KAPUK | ACEHKITA.COM — Komisi Tinggi Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) dan International Organization on Migration (IOM) terlihat memantau perkembangan imigran Tamil, Srilanka, yang terdampar di pantai Pulau Kapuk, Lhoknga, Aceh Besar.
Petugas UNHCR dan IOM terlibat negosiasi dengan sejumlah otoritas Aceh di lokasi kapal terdampar. Pihak UNHCR melobi pemerintah Indonesia agar memperkenankan 44 imigran Tamil, Srilanka, itu menjejakkan kaki di daratan Lhoknga. Namun, otoritas terkait seperti Imigrasi, TNI, dan Polri masih berkeras bahwa para imigran tetap berada di kapal yang kandas di pantai.
Informasi yang dihimpun acehkita.com, otoritas akan memberikan bantuan kemanusiaan berupa bahan bakar, oli mesin, perbaikan mesin, air bersih, dan makanan kepada para imigran.
UNHCR dan IOM masih menunggu keputusan yang akan diambil Pemerintah Indonesia. “Kita menunggu keputusan pemerintah,” ujar seorang staf IOM yang ditemui di lokasi, Selasa sore.
Sebanyak 44 imigran Tamil, termasuk seorang perempuan hamil dan sembilan anak-anak, terdampar di perairan Lhoknga sejak Sabtu lalu setelah kapal mereka mengalami kerusakan mesin. Pada Ahad, setelah mendapat pasokan makanan, minuman, perbaikan mesin, dan satu ton bahan bakar, kapal itu sempat menjauh dari Lhoknga. Namun kembali lagi menuntut tambahan bahan bakar menjadi tujuh ton dan suplai bahan makanan serta oli mesin. []