BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Dua puluhan tunanetra yang berasal dari Kabupaten Banda Aceh dan Aceh Besar mengikuti pelatihan baca Quran Braille yang diadakan DPD Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Aceh di gedung Sultan Selim II, Banda Aceh, Kamis (22/11/2012). Acara tersebut digelar selama lima hari yakni 20-24 November 2012.
Ketua DPD Pertuni Aceh, Zuhdi AR, mengatakan, tunatetra dibekali ilmu tentang baca Quran untuk menyamakan derajat tunanetra dengan masyarakat normal lainnya yang ada di Aceh meskipun huruf dan tulisan Quran yang digunakan tunanetra ini berbeda dengan Quran biasanya.
Untuk mempelajari Al-Quran Braille, Kata Zuhdi, membutuhkan waktu sekitar satu bulan bagi pemula. “Ini merupakan langkah awal yang kita laksanakan yaitu hanya lima hari karena biaya yang tidak mencukupi,” kata Zuhdi kepada acehkita.com.
Peserta yang mengikuti pelatihan itu merupakan alumni yayasan maupun rumah tunanetra lainnya yang ada di Aceh. kegiatan itu dilaksanakan juga mengingat Aceh sebagai daerah syariat Islam. “Kegiatan seperti ini perlu kita lakukan di negeri berjuluk syariat Islam,” tambahnya.
Harapan mereka, jelas Zuhdi, bahwa ingin membuktikan kepada masyarakat lain bahwa tunanetra mampu membaca al-Quran seperti masyarakat lainnya. Karena, sambungnya, dalam undang-undang sudah dijelaskan bahwa tunanetra mempunyai hak yang sama dengan masyarakat normal lainnya dalam hal menuntut ilmu.
“Jadi tunanetra bukanlah satu tantangan dalam menuntut ilmu,” ujarnya.
Pertuni, ungkap Zuhri, ingin membuka cabang di sejumlah Kabupaten di Aceh yang belum memiliki kantor perwakilan seperti Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Tengah dan beberapa kabupaten lainnya.
“Hanya 10 kabupaten yang sudah ada pertuni,” tutupnya.[]