BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Muzakar, anggota Tim Pembela Muslim (TPM) Aceh yang menjadi pengacara Tgk Saiful Bahri, menilai penetapan kliennya menjadi tersangka kasus penistaan dan penghinaan oleh penyidik Polres Pidie sebagai sesuatu yang “aneh dan terkesan dipaksakan”.
“Klien kami cuma memberi ceramah agama dan dia korban pengeroyokan. Tapi, kenapa polisi malah menetapkan dia jadi tersangka. Ini naif,” kata Muzakar, saat dihubungi melalui telepon selular, Selasa siang.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa penyidik Polres Pidie telah menetapkan Tgk Saiful sebagai tersangka penistaan dan penghinaan. Kapolres Pidie, AKBP Dumadi, menyatakan, penyidik menetapkan Tgk. Saiful menjadi tersangka sejak Senin kemarin.
Alasan penetapan Tgk Saiful sebagai tersangka, menurut Kapolres Pidie, adalah pengaduan Ilyas Abubakar, karena “merasa terhina” dengan ceramah Saiful saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Raya Keumala, Pidie, pada 9 September lalu.
Ilyas merupakan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pidie dari Partai Aceh. Dia bersama tiga jamaah lain: Zulkifli, 28 Mukhtaruddin, 42, dan Sabirin telah ditetapkan sebagai tersangka pelaku pengeroyokan Saiful.
“Dalam ceramahnya, dia (Tgk Saiful) sama sekali tidak menyebutkan Partai Aceh atau Ilyas. Tapi, dia menyadarkan jamaah untuk melakukan taubat kalau pernah melakukan dosa besar seperti membunuh, maka harus minta maaf pada ahli waris,” kata Muzakar.
“Jadi, yang disampaikannya hanya nasihat agama.”
Tgk. Saiful dikeroyok dan diturunkan paksa dari mimbar oleh sejumlah jemaah saat korban sedang menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Raya Keumala, Pidie pada 9 September lalu. Akibatnya, korban mengalami luka-luka serius akibat pengeroyokan tersebut. []