BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Baru berumur sehari, akhirnya ‘tenda keprihatinan’ yang didirikan oleh korban tsunami di Ulee Lheue Banda Aceh, dibongkar oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan Muspida setempat, Kamis (24/12).
Pembongkaran itu diduga kuat untuk ‘mensterilkan’ tempat menjelang kedatangan Wakil Presiden Boediono untuk menghadiri peringatan lima tahun tsunami yang dipusatkan di komplek Pelabuhan Ulee Lheu, Sabtu nanti.
Tapi, pihak Muspida berdalih, bahwa di kawasan itu dilarang mendirikan tenda, karena mengganggu keindahan.
Tenda itu didirikan atas nama 206 korban tsunami warga Ulee Lheue, yang mengaku belum memperoleh rumah. Tujuannya, mereka ingin menampakkan kepada tamu penting di acara peringatan lima tahun tsunami, bahwa mereka belum mendapatkan rumah. Mereka juga berencana mengadukan hal itu ke Wapres Boediono.
Meski berjalan lancar, pembongkaran tenda yang dibangun di sisi jalan menuju Pelabuhan Ulee Lheue, tepatnya di komplek wisata kuliner Pemerintah Kota Banda Aceh itu, dikecam oleh warga korban tsunami.
Bahktiar HSB, koordintor korban tsunami Ulee Lheue mengatakan, pembongkaran itu adalah upaya Pemko Banda Aceh untuk menutupi realita, bahwa masih ada korban tsunami yang belum mendapatkan rumah. “Kami hanya ingin mengadu kepada Pemerintah Pusat,” katanya. []