MALI — Setelah satu kasus baru Ebola terdeteksi di Bamako, ibukota Mali pada 11 November, organisasi medis internasional Médécins Sans Frontieres/Dokter Lintas Batas (MSF) telah menambah anggota timnya dan meningkatkan aktivitasnya untuk membantu mencegah penyebaran penyakit tersebut lebih lanjut.

Tindakan cepat dan terkoordinasi sangat penting dalam mencegah wabah baru, khususnya dalam hari-hari pertama setelah satu kasus baru terdeteksi. Communication Officer MSF Asia Tenggara Intan Febriani menyebutkan, sampai saat ini, sudah ada lima kematian yang dilaporkan di Mali selama wabah berlangsung, tiga orang dikonfirmasi meninggal karena Ebola dan dua orang suspect Ebola.

Seorang pasien Ebola dan dua pasien yang diduga terkena Ebola saat ini dirawat di pusat penanganan kasus MSF di Bamako, yang dikelola bekerja sama dengan CNAM (pusat penyakit nasional Mali).

Intan menambahkan, MSF melatih staf Mali dari CNAM untuk belajar mengelola pasien Ebola, mensupervisi dibentuknya sistem ambulans untuk mengantar pasien, dan mengatur pemakaman yang aman.

“MSF juga terlibat melacak kontak orang-orang yang sudah terjangkit penyakit tersebut, berkoordinasi dengan otoritas Mali dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” sebut Intan dalam rilis yang diterima acehkita.com, Jumat (21/11/2014).

Sementara itu, satu tim MSF telah bergerak ke daerah perbatasan Guinea, di mana kasus-kasus Ebola baru telah terdeteksi, untuk mencari tahu kebutuhan di sana. Aktivitas MSF di Bamako diperkuat minggu lalu dengan sebuah tim yang tiba dari Kayes, di mana kasus Ebola pertama di Mali terdeteksi.

Sebelum respons Ebola ini, MSF telah bekerja di kota Timbuktu, Douentza, Konna, Mopti, Kidal, Gao, Koutiala Towns menyediakan layanan kesehatan primer dan sekunder. Pada tahun 2013, MSF memiliki 610 staf di Mali. MSF pertama kali bekerja di Mali pada tahun 1992. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.