Friday, April 19, 2024
spot_img

Tak Ada Aktor Tunggal dalam Perdamaian Aceh

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Ketua Tim Kampanye Pusat Calon Presiden SBY-Boediono, Anas Urbaningrum, mengatakan tidak ada tokoh tunggal dalam proses perdamaian di Aceh.

Pernyataan itu disampaikan Anas pada pendeklarasian tim Kampanye Daerah SBY-Boediono Provinsi Aceh, Kamis 18/6 di Banda Aceh.

“Tidak ada aktor tunggal dalam perdamaian di Aceh. Perdamaian melibatkan banyak aktor yang memberikan kontribusi penting dalam mewujudkannya,” tegas Anas menepis adanya klaim aktor tunggal dalam proses perdamaian seperti disampaikan kubu calon presiden yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura, M. Jusuf Kalla, yang sempat berkunjung ke Aceh beberapa waktu lalu.

Menurut Anas, proses perdamaian di Aceh tak terlepas dari faktor kepemimpinan Presiden SBY dan peran penting yang dimainkan Jusuf Kalla, selaku Wakil Presiden dalam proses perundingan.

“Tentu saya perlu menyebutkan semua aktor yang memberikan kontribusi dalam proses perdamaian di Aceh. Tentu kita akan kualat bila melupakan semua aktor yang berperan dan memberikan kontribusi dalam proses perdamaian di Aceh,” jelas mantan anggota Komisi Pemilihan Umum itu.

Ia mengatakan, TNI juga memiliki peran sangat penting dalam mendukung proses perdamaian di bumi Iskandar Muda itu.  

“CoHA gagal di Aceh karena TNI dulu memiliki tradisi gebuk dan sikat,” sebut Anas mengoreksi kepemimpinan Panglima TNI saat itu.

Untuk itu dia berharap perdamaian yang telah terbina saat ini, sebagai modal dasar bagi Aceh dalam mengejar dan meningkatkan ketertinggalan dan kemajuan pembangunan pascakonflik berkepanjangan.

Selain Anas Urbaningrum, deklarasi Tim kampanye daerah  SBY-Boediono yang berlangsung di Taman Sari, Kamis sore, juga diisi kampanye wakil ketua dewan pakar Timkada Aceh, Muhammad Nazar yang juga wakil gubernur Aceh, dan Azwar Abubakar, politisi PAN yang juga mantan penjabat gubernur Aceh.

Di sisi lain Anas juga menyingung alasan SBY memilih Boediono yang bukan dari partai poltik, sebagai wakilnya. Hal ini kata Anas karena SBY ingin menjadikan lembaga kepresidenan sebagai lembaga kerja, untuk menjadikan masa depan yang lebih menjanjikan.

“Bukan berarti pasangan politik tidak baik, tapi ini akan lebih menjanjikan karena bila wakilnya dari partai politik, dikhawatirkan akan menjadi forum untuk berpolitik sendiri-sendiri,”ungkap Anas.

Menurut Anas hanya dengan forum untuk bekerja seluruh masalah bangsa akan terselesaikan dengan baik. Dikatakan ini lah yang menjadi tujuan mengapa seluruh rakyat harus memenangkan pasangan SBY Boediono.

“Kalau modal dasar kita yang 56 persen kursi dan 58 persen suara, bisa dijaga maka kita berkeyakinan kedepan kita akan mendapat pasangan presiden yang ideal untuk melanjutkan pembangunan,” ungkap Anas. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU