Radzie/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kenaikan harga bahan bakar minyak jenis solar menyebabkan puluhan nelayan di Banda Aceh tidak melaut. Dalam sepekan ini, mereka memilih memarkirkan kapal mereka di dermaga dan bahkan berencana menjual kapal tersebut kepada pemerintah.

Pantauan acehkita.com, puluhan kapal berkapasitas 30 GT bersandar di dermaga PPI Lampulo. Sejak kenaikan harga solar, mereka memilih tidak melaut. Pasalnya, untuk sekali melaut selama 15 hari, para nelayan membutuhkan solar sebanyak empat ton.

Apalagi, harga solar kini mencapai Rp8.600 per liter dan pembeliannya dibatasi. Bahkan, untuk kapal 30 GT harga minyak tidak bersubsidi, mencapai Rp11 ribu per liter.

“Kami tidak sanggup melaut karena harga minyak naik,” kata Abubakar, 52 tahun, pemilik salah satu kapal berkapasitas 30 GT saat ditemui di Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh, Rabu (4/3/2015).

Malah, Abubakar menyebutkan para nelayan berencana menjual kapal tersebut kepada pemerintah. “Kami sudah tidak sanggup melaut. Kalau pemerintah mau beli kapal ini, kami jual. Di sini ada 100 lebih,” ujar Abubakar.

Para nelayan sudah mengadukan persoalan ini ke Komisi II Parlemen Aceh. Kepada DPRA, nelayan menumpahkan uneg-uneg, terutama soal tingginya harga minyak. Untuk sekali jalan saja butuh dana Rp60 juta. Angka itu tidak dibarengi dengan pendapatan hasil melaut.

“Jika harga solar tidak turun, kami akan terus mogok,” lanjut Abubakar. []

GHAISAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.