Friday, March 29, 2024
spot_img

SMU 4 Takengon Jadi Sekolah Bertaraf Internasional

PERSISNYA tanggal 1 Agustus 2009 beberapa hari lalu mertupakan catatan sejarah sekaligus ungkapan rasa syukur bagi kalangan para tokoh pendidik, khususnya di Aceh Tengah. Betapa tidak, seperti yang diungkapkan oleh Direjen Pendidikan dasar Depdiknas, Riyan, dari 10 ribu lebih sekolah SMA yang ada di Indonesia, salah satunya yakni SMA Negeri-4 Unggul Takengon, Aceh Tengah telah resmi menjadi sekolah Rintisan Sekolah bertaraf Internasional.

Sebagai ungkapan rasa syukur tersebut SMA Negeri-4 yang berdiri tahun 1989 dan merupakan peralihan dari Sekolah Pendidikan Guru, (SPG) pihak sekolah menggelar acara syukuran di halaman sekolah yang berlokasi di Kampung Paya Tumpi, Kecamatan Kebayakan itu. Dari data yang diperoleh Nasional Pos, sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 SMA Neger-4 Takengon telah berstatus sebagai sekolah katagori mandiri, (SKM) dan tahun 2009 sebagai penyelenggara Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.

Belajar dari pengalaman, beberapa tahun sebelumnya sekolah SMA Negeri-4 Takengon bukan merupakan sekolah idola di kalangan para lulusan SMP yang ada di daerah itu. Malah banyak siswa lebih memfaforitkan, SMA Negeri-1 Bebesen atau yang lebih dikenal dengan bahasa gaulnya siswa yakni, SMA Nibes. Patut diakui, karena untuk memasuki SMA Negeri 1 yang lebih banyak didominasi oleh anak-anak kalangan pejabat daerah dataran tinggi Gayo itu, harus melewati seleksi yang cukup ketat.

Namun seiring dengan perjalanan waktu, SMA faforit atau SMA yang menjadi idola bukanlah menjadi primadona. Sebab seluruh sekolah baik mulai dari tingkat SD, SMP maupun SMA memberlakukan sistem penerimaan siswa dengan melalui seleksi. Upaya ini merupakan langkah pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan bukan hanya sekedar setelah lulus yang bersangkutan hanya menerima izajah saja.

Salah satu contoh bukti nyata, bagi seorang siswa SD yang menduduki bangku akhir, sebelum diluluskan harus terlebih dahulu mengikuti seleksi, wajib baca Al Qur’an. Hal serupa juga harus dilalui bila siswa SD yang akan memasuki bangku SMP harus terlebih dahulu menjalani tes baca Al Qur’an. Penyelenggaraan wajib baca Al Qur’an itu sejalan dengan telah diberlakukannya Syariat Islam di Provinsi Aceh.

Sementara untuk tingkatan SMA, khususnya di SMA Negeri-4 Takengon seperti yang diungkapkan oleh Guru Pembimbing Konseling, Drs. Suwardi bahwa setelah berubah status menjadi SMA Negeri-4 Unggul RSBI, sekolah tersebut melakukan sistem penerimaan siswa baru salah satunya adalah dengan sistem undangan. Artinya, pihak sekolah mengundang lulusan SMP yang siswanya mendapat Ranking- I, II, dan III untuk mengikuti seleksi di sekolah RSBI itu. Bila dinyatakan, lulus seleksi, maka siswa yang bersangkutan mulus untuk masuk ke sekolah RSBI. Namun bila yang bersangkutan gagal, kata Suwardi diberi kesempatan untuk mengikuti tes umum, layaknya siswa-siswa lain yang mendaftar. Bila dalam seleksi tersebut gagal, pihak sekolah terpaksa harus menoklaknya.

Suwardi mengakui untuk m,elakukan perubahan status SMA Negeri-4 Unggul menjadi sekolah SMA RSBI merupakan perjuangan berat dari Kepala Sekolah SMA Negeri-4, Misbahuddin, S. Pd, MM. Sejak tujuh bulan terakhir SMA Negeri-4 Unggul yang memiliki 53 orang tenaga pendidik dan 46 orang diantaranya berkualifikasi akademik S-1 dan 7 orang S-2 telah mulai tampak berdenyut. Salah satu denyut yang membagakan itu adalah dengan perubahan status menjadi sekolah RSBI. Untuk mencapai status bergengsi itu Misbahuddin tambah Suwardi melakukan berbagai terobosan seperti melakukan kerja sama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam, (STAI) Gajah Putih, Takengon. Kerja sama tersebut adalah para mahasiswa Smester VII diberikan kesempatan untuk mengajarkan Bahasa Inggris kepada siswa dan mengundang staf pengajar untuk pelajaran komputer serta penggunaan internet.

Tidak tanggung-tanggung, Misbahuddin mempertaruhkan jabatannya, bila dalam waktu tempo tiga bulan para siswa tahun ajaran baru belum mampu berkomunikasi Bahasa Inggris, ia siap untuk mundur menjadi Kepala Sekolah di RSBI itu. Pernyataan taruhan itu bukan sekedar basa-basa bak sebuah iklan. Saat peresmian SMA Negeri-4 Unggul menjadi SMA RSBI, seorang pelajar putri menyapaikan kesan dan pesannya di hadapan para tokoh pendidik dengan mempergunakan Bahasa Inggris. Tidak hanya itu, dalam acara peresmian tersebut, drama yang mengangkat naskah ”Atu Belah” juga dimainkan oleh siswa-siswi SMA Negeri-4 dengan Bahasa Inggris.

Saat masih berstatus sebagai sekolah unggul, tambah Suwardi lagi, pihaknya sering melakukan dialog kepada para siswa-siswi disekolah itu. Karena pihak sekolah tidak hanya memberikan pendidikan umum semata. Namun pembentukan mental dan spritual juga tak luput diberikan. Jelasnya, lulusan para siswa dari SMA Negeri-4 RSBI menjadi seorang siswa yang berkualitas, berilmu pengetahuan serta memegang teguh nilai-nilai adat istiadat serta agama. Pada gilirannya lulusan SMA Negeri-4 RSBI merupakan lulusan yang dapat berguna bagi bangsa, negara orang tua serta agama. Semoga!! []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU