BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sebanyak 780 siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Banda Aceh terlibat dalam simulasi penanggulangan kebakaran di sekolah tersebut, Jumat (24/2) pagi.
Dalam simulasi itu, para siswa dibagi dalam sejumlah peran. Ada yang bertugas sebagai personel palang merah, medis, dan korban. Satu unit mobil pemadam kebakaran dan ambulans juga dilibatkan dalam simulasi tersebut.
Simulasi dimulai ketika lonceng sekolah dibunyikan sebagai tanda terjadinya kebakaran. Sebuah ban bekas dibakar di sebuah sudut sekolah, sehingga mengepulkan asap hitam. Begitu mendengar suara lonceng, ratusan siswa berhamburan ke luar ruang belajar. Mereka berkumpul di ruang terbuka.
Sementara personel “palang merah” dikerahkan untuk mencari korban pingsan, luka, dan patah. Raungan sirene mobil pemadam kebakaran dan ambulans, menambah semarak simulasi tersebut. Terlihat, para siswa menikmati latihan itu.
Simulasi memberikan pengetahuan bagi siswa cara-cara menanggulangi kebakaran yang terjadi di sekitar mereka. “Ada cara menanggulangi kebakaran dengan cara modern dan juga cara-cara tradisional,” sebut seorang petugas pemadam kebakaran.
Cara tradisional adalah menjinakkan api dengan goni (handuk, bedcover) basah. Sementara jika kebakaran disebabkan arus listrik, api itu diisolasi dengan pasir kering. Sementara cara modern menggunakan racun api, kata petugas pemadam.
Wakil Kepala SMP 1 Banda Aceh Syarifah Nargis menyebutkan, simulasi ini dilakukan sebagai antisipasi untuk warga sekolah dalam menghadapi bencana. “Simulasi ini akan dilakukan secara rutin agar warga di sekitar sekolah dapat memahami langkah penanganan bencana sehingga terhindar korban,” kata Syarifah.
Simulasi ini digelar atas kerjasama SMP 1 dengan TDMRC Unsyiah dan UNDP. Ketua Divisi Advokasi, Pendidikan, dan Pelatihan TDMRC Mukhlis A. Hamid mengatakan, simulasi tentang kebencanaan menjadi bagian penting dari upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, terutama di lingkungan sekolah. []