BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Saat berpidato pada acara puncak peringatan lima tahun tsunami yang dipusatkan di Pelabuhan Ulee Lheue, Wakil Presiden Boediono mengutip dua pepatah Aceh dan tiga ayat al-Quran. Wakil Presiden mengutip pepatah Aceh dimaksudkan untuk menyemangati masyarakat Aceh agar bangkit kembali dari keterpurukan pascatsunami.
Saat berbicara soal semangat masyarakat Aceh dalam menghadapi konflik dan kemudian didera tsunami lima tahun silam. Menurutnya, semangat dan perjuangan masyarakat Aceh pantas ditiru oleh rakyat Indonesia.
“Meunyo sapeue pakat, lampouh jeurat tapeugala,” kata Boediono, terpatah-patah.
Sontak, sejumlah warga dan pejabat yang menghadiri acara puncak memberi applause dan tersenyum saat Boediono terbata-bata membacakan pepatah Aceh.
Tak cukup satu, dengan penuh percaya diri Boediono kembali mengutip pepatah lama Aceh. “Meunyo jeut tapeulaku, boh labu jeut keu asoe kaya,” kata Boediono yang mengenakan kemeja putih lengan pendek dipadu celana hitam.
Sebelum mengutip pepatah ini, mantan Gubernur Bank Indonesia ini menekankan pentingnya pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. “Dengan ilmu pengetahuan, kita dapat membangun bumi Tanah Rencong menjadi lebih baik, lebih sejahtera, dan adil. Hanya dengan ilmu kita bisa mencapai itu,” kata Boediono.
Menurutnya, Aceh harus dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, “sebagaimana status yang pernah disandang pada masa Kesultanan Aceh,” kata dia.
Selain pengembangan pendidikan, Boediono juga meminta agar pemerintah Aceh mengembangkan sektor perekonomian. Karenanya, ia meminta agar pemerintah Aceh memperbaiki dan menguatkan sarana transportasi sehingga arus barang bisa dengan mudah keluar-masuk Aceh.
“Yang lebih penting, perlu juga Aceh terbuka terhadap arus pergerakan manusia,” pesannya. []