BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Sejumlah akademisi yang tergabung dalam Aliansi Akademisi Komunikasi untuk Pengendalian Tembakau (AAKPT) menggelar web seminar membahas kebijakan iklan, promosi, dan sponsor rokok demi membangun kesadaran publik mengenai bahaya rokok. Persamuhan daring itu berlangsung pada Sabtu (12/6/2021).
Beranggotakan sejumlah akademisi komunikasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang peduli isu pengendalian tembakau, AAKPT didirikan pada 31 Mei 2021 bertepatan pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Salah satu anggotanya adalah Rizanna Rosemary, akademisi komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Ketua Panitia Kiki Soewarso mengatakan, web seminar itu bertujuan membangun sudut pandang komunikasi mengenai isu kebijakan pengendalian tembakau untuk melindungi anak dan remaja dari terpaan iklan, promosi, dan sponsor rokok.
Sejumlah pembicara dalam pertemuan daring tersebut, yaitu Koordinator Pengendalian Sistem Elektronik dan Konten Internet Kementerian Komunikasi dan Informatika Anthonius Malau, Sekretaris Jenderal AAKPT Lestari Nurhajati, Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nancy Dian Anggraeni, dan Dina Kania dari WHO Indonesia.
Ketua AAKPT Dr. Eni Maryani menuturkan, saat ini perlu kerja sama berbagai pihak untuk mengadvokasi kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian tembakau. Selain itu juga dibutuhkan upaya mengedukasi masyarakat tentang bahaya rokok terutama kalangan remaja.
“Hal ini perlu menjadi perhatian penting karena Fakta Tembakau menyebutkan Indonesia merupakan pasar rokok tertinggi ketiga di dunia setelah Cina dan India,” kata Eni Maryani, yang juga dosen Universitas Padjadjaran ini.
Menurutnya, laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2013 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak memiliki kebijakan pelarangan iklan rokok di berbagai media.[]
