BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Yusniar, ibu bocah korban tsunami yang kembali ke orangtuanya setelah tujuh tahun, mengaku mengenali anaknya dari beberapa tanda lahir. Di antara tanda lahir, ada bekas luka dan tahi lalat di tubuhnya.
“Ada tanda khusus di tangannya, tahi lalat juga dan saya kenali dari bentuk lehernya,” kata Yusniar kepada acehkita.com, Jumat (23/12).
Yusniar senang karena bisa kembali berkumpul dengan seorang anaknya, Wati, yang sebelumnya hilang dalam bencana tsunami tujuh tahun silam. Pada Rabu (21/12), ibu-anak ini bertemu di kantor kepala Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.
Isak tangis membahana dalam reunifikasi ibu-anak ini. Yusniar mengaku langsung bisa mengenali anaknya, setelah melihat wajah dan sejumlah tanda lahir itu. “Hati saya sebagai seorang ibu bilang bahwa itu memang anak saya,” kata Yusniar.
“Saya senang akhirnya Allah mempertemukan kami kembali. Alhamdulillah,” sebut Yusniar.
Namun, di balik kesenangan ini, Yusniar memendam rasa sedih. Sebab, “Anak saya dijadikan pengemis dan diperlakukan kasar,” kata dia.
Wati sendiri mengaku selama tujuh tahun terpisah dari orangtuanya, tinggal bersama seorang ibu angkatnya di Desa Kajhu, Aceh Besar. Selama itupula, Wati harus melanglangbuana dari satu kedai kopi ke kedai kopi lain, atau nongkrong di lampu merah Bundaran Simpang Lima untuk meminta-minta.
“Lon diyue mita seureukah le Mak Angkat,” kata Wati kepada situs ini. “Kalau saya tidak mau, saya dipukuli.” []