Friday, April 26, 2024
spot_img

“Saya Dipanggil Pengkhianat, Lalu Dipukuli”

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Bekas Gubernur Aceh Irwandi Yusuf bernasib apes usai menghadiri pelantikan gubernur dan wakil gubernur periode 2012-2017. Begitu keluar dari ruang sidang gedung DPRA, ia disambut cacian para pendukung Gubernur Zaini Abdullah. Pelbagai cibiran dan kata-kata yang bernada melecehkan dialamatkan kepada bekas juru propaganda Gerakan Aceh Merdeka itu. Bahkan, ia diteriaki pengkhianat.

Sore itu, Senin, 25 Desember 2012, halaman gedung DPRA dipenuhi seribuan lebih orang. Mereka juga menyebar di Jalan Teungku Daud Beureu-eh, persis di depan gedung Parlemen. Barikade Satuan Tugas Partai Aceh yang berpakaian loreng hitam-merah, memberikan jalan bagi tetamu yang baru saja mengikuti pelantikan bersejarah itu. Saat bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI Letnan Jenderal (Purn) Prabowo keluar, sejumlah orang tampak menyalaminya.

Lalu, sekitar 10 menit setelah Prabowo, giliran Irwandi keluar ruangan. Ia menebar senyum. Bahkan, terlihat beberapa kali menyalami orang yang ada di teras DPRA. Di halaman, orang mulai gaduh, berteriak “huuu”. Bahkan, terdengar kata “pengkhianat”, “pajoh nyan”, “awak peuanco bansa” dialamatkan kepada Irwandi, yang ketika itu telah dikawal dua polisi berpakaian preman.

Selama melewati barikade pengamanan itu, ia terus disoraki. Irwandi bergeming. Ia terus berjalan menuju mobilnya. Namun, sesampai di pintu gerbang, entah siapa yang memulai, Irwandi dilempari bekas botol minuman. Ada juga versi yang menyebutkan dilempari batu. Irwandi juga dipukul beberapa kali di bagian kepala. Ia diselamatkan polisi yang mengawalnya. Polisi itu pun, terkena pukulan di bagian kepala.

Beradasarkan hasil visum Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Irwandi mengalami memar ringan di bagian kepala, hidung, dan kelopak mata kiri.

Kecaman datang dari segala penjuru. Selain mengecam, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta Kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku pemukulan tersebut. Kecamatan juga datang dari Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso, yang hari itu hadir pada pelantikan.

“Sedih sekali,” kata seorang warga asing ketika menjenguk Irwandi di Instalasi Gawat Darurat RSUZA. “Pemukulan ini terjadi di depan mata masyarakat internasional.”

Bagaimana komentar Irwandi terkait pemukulan dirinya?

Saya menghadiri pelantikan gubernur baru Aceh, atas undangan dari Pemerintah Aceh, dengan maksud memberikan ucapan selamat kepada Gubernur dr Zaini Abdullah, dan Wakil Gubernur, Muzakir Manaf. Itu juga kewajiban saya sebagai mantan gubernur untuk menghadiri peristiwa bersejarah ini. Pelantikan tersebut merupakan kesempatan untuk menunjukkan kepada masyarakat Aceh, kepada Pemerintah Pusat, untuk semua warga Indonesia, dan kepada masyarakat internasional bahwa semua partai politik di Aceh serius tentang rekonsiliasi, mempertahankan perdamaian dan bekerja sama dalam pembangunan Aceh.

Pelantikan seharusnya menjadi tonggak untuk perdamaian di provinsi kami. Sejauh ini perdamaian telah terjadi jauh sejak penandatanganan MoU Helsinki pada Agustus 2005, dan meskipun banyak tantangan, kita telah mencapai kemajuan yang signifikan selama tujuh tahun terakhir dalam proses pembangunan pasca-konflik, reformasi pemerintahan dan transisi demokrasi. Apalagi setelah proses pemilihan (kepala daerah) yang diwarnai dengan intimidasi dan kekerasan, saya berharap bahwa pelantikan akan menjadi kesempatan untuk menunjukkan komitmen kita bersama untuk perdamaian. Sayangnya, harapan dan ekspektasi saya buyar pada hari pertama pemerintahan baru.

Selama acara, panggilan menghina dibuat oleh anggota Partai Aceh ketika nama saya disebut-sebut oleh Menteri Dalam Negeri. Setelah acara itu, saya keluar gedung dan menawarkan “salam” saya kepada orang banyak, yang sebagian besar terdiri atas anggota Partai Aceh. Niat baik saya disambut dengan teriakan yang menjadi-jadi, memanggil saya pengkhianat. Tiba-tiba, aku dikelilingi dan diserang oleh sekelompok pendukung PA, beberapa mengenakan seragam satuan tugas pengamanan PA. Saya dipukul di wajah dan kepala selama beberapa menit. Petugas keamanan yang telah ditunjuk untuk menjaga saya bertindak cepat untuk melindungi saya dan membawa ke mobil polisi. Bahkan ketika mereka membawa saya ke unit darurat Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, kami dikejar oleh anggota Partai Aceh yang marah.

Menjelang pelantikan, petugas intelijen telah secara khusus meminta Muzakir Manaf soal keselamatan saya jika saya hadir pada pelantikan itu. Muzakir Manaf menjamin keselamatan saya. Bahkan meski kejadian ini tidak direncanakan, saya meminta pimpinan Partai Aceh bertanggung jawab penuh

Saya sangat kecewa dan sangat prihatin dengan implikasi dari kejadian ini yang tidak menguntungkan bagi masa depan perdamaian di Aceh. Proses perdamaian Aceh dirayakan di seluruh dunia; kejadian hari ini telah menunjukkan keras dan jelas rapuhnya perdamaian dan penegakan hukum di Aceh. Demi perdamaian di Aceh, saya mendorong Partai Aceh untuk mengambil tindakan segera terhadap kasus ini, untuk menegakkan supremasi hukum, dan untuk secara serius berkomitmen untuk perdamaian seperti yang mereka klaim. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU