JAKARTA | ACEHKITA.COM — Seorang anggota Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dinyatakan hilang saat melakukan operasi pengejaran kelompok bersenjata yang diduga terkait jaringan teroris Jemaah Islamiyah. Iptu Boas Woysiri dinyatakan hilang di kawasan Lamkabeu, Kecamatan Seulimum, Aceh Besar.
“Dia hilang sejak kemarin (Kamis –red.) dan kami masih mencari dia,” kata Jenderal Tito Karnavian, komandan Densus 88 kepada koran berbahasa Inggris, The Jakarta Globe, edisi Sabtu.
Woysiri merupakan anggota Densus 88 yang pernah mendapat pelatihan strategi antiteror di Amerika Serikat. Pria 35 tahun asal Papua ini baru saja kembali dari Sudan. Di Sudan, ia bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa.
Data yang dilansir Mabes Polri, Woysiri hilang bersama dengan persenjatan yang dimilikinya, yaitu MP5, pistol, granat, dan berbagai persenjataan lain.
“Dia kemungkinan meninggal dan tidak akan bertemu lagi dengan istrinya yang tengah mengandung anak ketiganya,” ujar Tito.
Polisi masih terus mengejar keberadaan kelompok Jalin. Sore tadi, kelompok tersebut diperkirakan telah bergeser dari lokasi persembunyian di Lamkabeu. Polisi yang sempat mengerahkan 13 truk pasukan, sore tadi menarik kembali pasukan ke markas di Saree. Belum diketahui pasti lokasi persembunyian baru para komplotan bersenjata tersebut.
Sementara itu, televisi Aljazeera melaporkan bahwa seorang personel polisi tewas dalam pertempuran dengan kelompok yang diduga teroris tersebut.
Polisi terus mengejar kelompok Jalin yang telah bergeser dari lokasi persembunyian di Lamkabeu. Satu polisi tewas dalam penyerangan itu. Namun hingga kini jasad dan senjata yang dimilikinya belum ditemukan hingga kini.
Sedikitnya 3 dari 27 kelompok militan terluka, namun berhasil dilarikan oleh rekannya. Kini, masih ada 30 orang lagi yang menjadi incaran polisi. [ap/jg/aljazeera]