Friday, March 29, 2024
spot_img

SASTRA | Sajak-sajak Ferdian A. Majni

Pesan tak Bertuan I

malam begitu pekat,
kita masih melekat dalam perangkat-perangkat perang
kita masih ingat hajatan besar untuk anak-anaknya
menyeberang selat sunda
merangkak di samudera hindia
lalu kau bungkam dia dengan timah panas
apa kau sudah puas, mendengar cacian di gerbang perbatasan

masih ingin melanjutkan cerita kita
hari-hari indah itu berwarna merah di kelender mu
masih ingat pak tua yang pulang demi cucu-cucunya
lalu kau abaikan dia di ujung batu nisan
maka negerimu semakin serakah saja
seperti langit malam itu tatkala aku menuliskan pesan
cepat pulang, negeri-nya tak aman bagi kita

Banda Aceh, 4 Januari 2012

Pesan tak Bertuan II

malam begitu pekat,
kecupan bibirnya di kening mu begitu kelu
kutinggalkan sejumput rindu bersama buah hati
merangkai sejuta harapan pada negeri-negeri badai
menyeka darah yang terburai dari tubuh-tubuh jelata

kita masih dalam dekapan syiur di pantai Lhoknga
menghempaskan manusia-manusia ke ujung sumatera
lamat-lamat kita mendekap dalam pelukan Izrail
jangan biarkan airmata menjadi pelampiasan
tatkala para musafir hendak berteduh sejenak
mengenang negeriku yang berpeluh dalam duka
menyeka butiran-butiran tsunami di mata kita

Aceh Besar, 5 Januari 2012

Pesan tak Bertuan III

malam begitu pekat,
sekonyong-konyong purnama menghilang dari peraduannya
dalam perjalanan pongah aku bersaksi
menghitung seribu hati masih terpasung nista
tatkala jiwa-jiwa yang merana akan berkelana
tatkala raga-raga yang berontak akan berwatak

menengadah topeng-topeng itu pada fatamorgana yang tak berwatas, pada perempuan-perempuan yang bertelanjang di dalam birahi. Mengusik tafsir iman yang terkungkung dalam sanubari.

jika mendung berganti rinai hujan. Semesta memangutku diam dalam murka yang datang silih berganti.

maka kurangkul mereka dalam permadani cinta. Yang terajut dari kesederhanaan, kebersamaan pada sajak-sajak tak bertuan. Biarkan aku melukis kebahagian di garis-garis telapak tangan dan kaki mu.
hanya untuk bertasbih dalam bayang-bayang negeriku ini.

Banda Aceh, 6 Januari 2012

Pesan tak Bertuan IV

malam begitu pekat,
mata-mata liar itu menerawang dari balik awan Desember
menjelang purnama terakhir yang terbenam di wajahmu
membuncah kegetiran tatkala bermuara pada kematian
lalu airmata-airmata lindap kembali galau

sungguh ini sajak-sajak yang menyayat hati. Bila suatu hari surat-surat rindu sudah tak sampai ke rumah kita. Tak ada lagi kabar dari sang perantau; aku sedang merangkai jembatan rapuh untuk perdamaian Aceh.

anganku sedang menjemput bayang-bayang pelita di balik keremangan jelaga, sketsa negeriku yang lupa kujejaki. Terasing jiwa-jiwa kita dalam perjalanan pongah. Menjeritkan asa yang mulai jengah. Aku ingin pulang pada kelamin ibu.

Banda Aceh, 7 Januari 2012

Pesan tak Bertuan V

malam begitu pekat,
memuja langit pada siang yang gerah lalu lindap tatkala malam tengadah
kita masih bisa bercerita tentang Bedaya, Kuda Lumping dan Reog
lalu di sini kita bisa belajar Saman, Seudati dan Rapa’i
bukan perkara dendam lama yang tersimpan dalam relung hati mu

seperti kemarau panjang menanti rinai hujan, aku tak kuasa menahan belenggu yang menghujam raga-raga jelata.

pada jiwa-jiwa yang waras, aku mengadu kisah pilu yang meretas tatkala bedil-bedil masih menyala.

biarkan keelokaannya meliuk-liuk di taman persahabatan. Agar peluh kita tak melelahkan. Tertatih langkahku menyusuri waktu, merenggut setetes embun penyejuk kalbu dalam sabda-sabda suci.

tatkala jemari tanganku mulai melepuh, tatkala jemari kakiku mulai kaku. Berderai tangisan dalam segala luka, aku masih menunggu hadir mu kembali. Pada episode-episode terakhir tentang cinta; kebersamaan, kesetiaan dan keabadian cinta Ilahi.

Pidie, 8 Januari 2012

Pesan tak Bertuan VI

malam begitu pekat,

beribu-ribu maaf akan kupinta pada setiap telinga-telinga mu, aku telah kalah dalam duka yang menjelma nestapa. Warna – warna pelangi kian memudar dalam dekapan fatamorgana. Sedangkan aku masih memaksanya melukis di langit negeri ini, menjelang rinai hujan atau setelah badai melanda.

setelah album-album pertikaian puluhan tahun ditutup dan gelombang tsunami mulai surut, kita masih tertatih tak kuasa berjalan apalagi berlarian. Sedangkan kau merampas album-album kita yang masih belia, kau mengusik perdamaian negeriku.

aku termangu, nyanyian-nyanyian itu terus mengalur. Serdadu-serdadu negeriku terengah-engah berlarian dengan alamat palsu. Luruh tak tertahan, pada jiwa-jiwa yang ketakutan dan pada raga-raga yang bersimbah darah.

kau pilah-pilah isi kepala milik kepala negeriku lalu kau cegat dan terburai di sepanjang perbatasan. Tak kusangka kau salah mengartikan pemberian tulus itu.

Banda Aceh, 9 Januari 2012

Pesan tak Bertuan VII

malam begitu pekat,
bayang-bayang semipurnama masih bergelantungan dalam bingkai jendela. Jeritan-jeritan anjing dalam kolong jembatan masih terngiang di otak kanan ku. Tak kusangka, kau akan menyekat Desember dan Januari dengan usia mu, begitu remuk hati yang menanti tubuh-tubuh kaku di ujung kampung.

kita tak pernah mendengar ucap perpisahan mu, dalam semalam kau berlalu. Adakalanya kita begitu benci pada tingkah-tingkah bejat, namun bukan-kah manusia tak ada yang sempurna. Kau terus menggunjing tatkala aku masih rapuh.

hendak ke mana berlabuh hati yang penuh luka, tak sempat terobati lalu luka-luka lain terus teluka. Lamat-lamat pada langit yang tak bersangga, duka menyeruak.

semilir angin mendayu pada lengkungan bulan sabit, lalu aku kalap dan berlari terbirit-birit. Usah kau maki negeriku, lekas bekuk pelakunya.

Banda Aceh, 10 Januari 2012

BIODATA PENULIS

FERDIAN A. MAJNI, Mahasiswa Teknik Elektro Unsyiah dan aktif di UKM Pers DETak. Pegiat di Komunitas Menus Menulis Jeuneurob. Karyanya juga telah terbit dalam kumpulan tulisan “Kisah Usai Perang” kerjasama Kata Hati Institute dan Kedutaan Jepang di Indonesia. Juara 1 dalam lomba baca puisi siswa tingkat SMP se-Banda dan Aceh Besar tahun 2003.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU