BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Badan Perencenaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh meluncurkan Pusat Data Geospasial Aceh, untuk memudahkan pengaksesan kebutuhan dan tanggap terhadap bencana alam di Aceh.
Peluncuran secara resmi dilakukan Kepala Bappeda Aceh, Iskandar, di Banda Aceh, Selasa (9/2). Pusat data itu berada di bawah naungan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Bappeda Aceh.
Iskandar mengatakan, data geospasial sangat penting khususnya saat terjadi bencana alam seperti tsunami. Penting karena untuk mengetahui data kerusakan dan kebutuhan pembangunan yang dibutuhkan.
Selama ini, kata dia, saat terjadi bencana masalah data sering simpang siur karena masing-masing lembaga memakai konsepnya masing-masing. “Jadi sekarang perlu disinkronasikan,” ujar Iskandar dalam siaran pers dikirim ke acehkita.com.
UPTB Pusat Data Geospasial Aceh bekerja mengumpulkan data, mengkordinasi dengan lembaga pemerintah atau non-pemerintah, kemudian mengolahnya untuk perencanaan pembangunan.
Pusat ini meliputi 15 Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), masing-masing diwakili 2 orang dan 21 Bappeda di kabupaten/kota di Aceh.
Hingga kini, daerah yang sudah memiliki fasilitas geospasial memadai atau GIS Center adalah Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie, kata Iskandar.
Bapeda Aceh berencana akan menyosialisasi layanan ini, agar masyarakat paham dengan geospasial.
Iskandar menyebutkan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan Universitas Syiah Kuala, agar pihak kampus itu mau melakukan penelitian tentang geospisial agar berkembang di Aceh.
Data geospasial adalah data tentang bentuk lingkup keruangan daratan, lautan, udara sehingga membentuk suatu kesatuan informasi tentang lokasi, bentuk, unsur terkandung yang terjadi di bawah atau di atas permukaan bumi. []