Saturday, April 20, 2024
spot_img

Puluhan Keluarga Masih di Barak Pengungsian

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Puluhan keluarga korban tsunami masih tinggal di barak pengungsian menjelang lima tahun pascagelombang tsunami. Mereka tersebar di barak Bakoy, Kecamatan Ingin Jaya, dan barak Ulee Lheue, Banda Aceh. Para korban tsunami ini mengaku belum mendapatkan rumah.

“Kami nggak tau kenapa kami nggak dapat rumah,” kata Mairia (28), seorang korban tsunami dan kini tinggal di barak di sisi Jalan menuju Pelabuhan Ulee Lheu, Jumat (18/12). “Ada 20 KK di sini yang seperti saya, mereka warga Dusun Tongkol dan Dusun Kakap (kedua dusun ini sudah lenyap-red).”

Ibu dua anak ini mengaku, sebelum mengakhiri masa tugasnya, dirinya sudah berkali-kali membuat urusan ke Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, untuk mengurus rumah bantuan, tapi hasilnya nihil.

“Pertama saya sudah terdata di kantor BRR di Punge (Regional I Banda Aceh-red), tapi saya nggak tau kok nggak dapat rumah. Saat saya tanya lagi, waktu yang lain sudah dibagi, mereka bilang data ahli waris keluarga saya tidak ada,” ujarnya.

Sebelum tsunami menggulung, Minggu 26 Desember 2004 lalu, Mairia tinggal di Dusun Kakap, Ulee Lheue, bersama orangtua dan saudaranya yang lain. Tanah di dusun itu belakangan diklaim milik Pemerintah Kota Banda Aceh.

Saat bencana menerpa, Dusun Kakap lenyap. Kedua orangtua dan lima saudara kandung Mairia ikut hilang.

Maria bersama suaminya Hendra Setiawan (36) sempat mengungsi ke penampungan sementara di Mata Ie, Aceh Besar 2005 lalu, sebelum dipulangkan ke barak Ulee Lheu.

Saat di barak itu, kata Mairia, mereka dijanjikan akan mendapat rumah bantuan di Labuy Neuheun, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.

Tapi, saat mereka pindah ke sana, ternyata rumah yang diperuntukkan kepada mereka sudah ada yang memilikinya. Rumah korban tsunami itu diduga telah diperjualbelikan oleh oknum tertentu kepada orang yang tak berhak menerimanya.

”Kami sudah pernah mengangkut barang ke sana (Labuy-red), tapi ternyata rumah yang diperuntukkan untuk kami sudah ada yang memiliki. Kami nggak mau tinggal satu rumah dengan orang yang sama sekali nggak kami kenal. Makanya, kami balik lagi ke sini (barak-red),” tutur Mairia.

Ia bersama penghuni barak lainnya di sana mengaku pasrah, jika suatu saat barak yang dibangun di tanah milik Bea Cukai itu digusur. ”Jika memang sudah tidak dapat rumah bantuan, terpaksa harus nyewa,” katanya.[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU