Wednesday, April 24, 2024
spot_img

Polisi Ragukan Riza Korban Malpraktik

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kepolisian Daerah Aceh menyatakan keraguan bahwa Riza Nova Rianti (12) merupakan akibat tindakan malapraktik oleh tim dokter Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA). Meski belum memeriksa tim dokter, penanganannya lebih ditekan kepada prosedur yang dilakukan dokter sebelum melakukan operasi terhadap murid SD Muhammadiyah tersebut.

“Sepertinya kecil kemungkinan itu tindakan malpraktik, kecuali saat operasi ada kecelakaan seperti ususnya putus atau ada alat yang tertinggal,” kata Kepala Unit I Reserse dan Kriminal Polda Aceh, AKP Sugeng kepada acehkita.com, Jumat (2/10).

Sugeng mengaku belum dapat memastikan apakah kasus tersebut akan dilanjutkan ke tingkat penyidikan karena masih harus meminta izin Kepala Satuan Reskrim. “Kita akan panggil ulang pihak keluarga pasien dan pengacaranya. Kami juga belum memiliki bukti cukup seperti izin operasi dari pihak keluarga,” ujar Sugeng.

Sementara itu melalui pengacaranya, keluarga Riza mengatakan keyakinannya bahwa tindakan yang dilakukan terhadap Riza merupakan tindakan kelalaian yang menyebabkan hilanya nyawa Riza. Alasan lainnya sebelum melakukan operasi terjadi perbedaan pendapat antara dua dokter yang menanganinya.

“Sebelum berkesimpulan demikian polisi juga harus melihat riwayat pasien saat dirawat. Apakah sesuai antara diagnosa awal dengan hasil otopsi, karena hasil diagnosa sangat bertolak belakang dengan hasil otopsi jenazah Riza,” kata Safaruddin, pengacara keluarga korban.

Safaruddin mengatakan alasan awal dokter melakukan operasi karena terjadi kebocoran pada usus korban. Namun kecurigaan itu tidak terbukti karena saat operasi dokter mengatakan usus korban baik. Dan Ironisnya kata Safaruddin pasca operasi, Riza malah didiagnosa gagal ginjal hingga harus rutin melakukan pencucian darah.

“Kami mencatat pascaoperasi Riza yang dirawat sejak 7 Juli sempat melakukan cuci darah sebanyak 10 kali sebelum menghembuskan nafas terakhir Rabu 6 Agustus. Kondisinya terus turun dan terakhir cuci darah di hentikan karena HB riza rendah,” jelasnya.

Menurut Safaruddin hasil otopsi justeru sangat bertolak belakang dengan diagnosa dengan hasil otopsi dokter forensik. Saat otopsi, dokter forensik justeru menemukan kebocoran pada paru korban dan itu tidak pernah disebutkan oleh dokter sebelumnya. Dan paru korban kata dia tidak pernah mendapat perawatan.

Safaruddin juga meminta kepolisian tidak hanya menerima hasil otopsi dari pihak RSUZA, tapi juga memeriksakan rumah sakit lain. Ini untuk menjaga Independensi dari hasil otopsi tersebut. “Kita berharap polisi dapat memberi rasa keadilan pada keluarga korban, kesedian keluarga untuk mengotopsi anak bukan hal yang mudah diberikan oleh setiap orang tua,” harapnya.

Seperti diwartakan sebelumnya, keluarga Riza Nova Rianti, warga Blower Kecamatan Baiturrahman, melaporkan manajemen RSUZA ke Direktorat Reserse dan Kriminal polda Aceh. Laporan tersebut dilayangkan pihak keluarga karena tidak menerima perlakuan terhadap Riza oleh Tim dokter yang menanganinya. Keluarga menilai meninggalnya korban karena kecerobohan dan kesalahan penanganan. []

Previous article
Next article
Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU