BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pihak Kepolisian Aceh menggelar simulasi pengamanan pemilihan kepala daerah di Mapolda Aceh, Kamis (19/1). Simulasi itu melibatkan pasukan penjinakan bom dan bahan peledak.
Dalam simulasi itu, polisi mempraktikkan teknik menjinakkan sebuah paket bom yang dipasang pada mobil di area tempat pemungutan suara. Selain itu, diperlihatkan cara polisi mengantisipasi huru-hara, dan pembebasan sandera.
“Simulasi ini merupakan bagian upaya pihak kepolisian dalam meningkatkan kemampuan mengamankan proses pilkada di Aceh,” kata Kepala Bidang Humas Polda Aceh Komisaris Besar Gustav Leo kepada acehkita.com.
Gustav menjelaskan aparat kepolisian siap mengamankan pelaksanaan pilkada dengan menurunkan dua pertiga dari total kekuatan personel polda Aceh. Rencananya Polda Aceh akan menempatkan petugasnya di 4.034 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dikategorikan rawan.
“Kepolisian Aceh siap mengamankan Pilkada ini dengan harapan pelaksanaanya bisa berjalan aman, lancar dan demokratis. Kami percaya masyarakat Aceh sangat dewasa dalam menyikapi perkembangan politik saat ini,” jelasnya.
Sebelumnya Kapolda Aceh Inspektur Jenderal Iskandar Hasan menegaskan, bahwa pihak Kepolisian dan Kodam Iskandar Muda sepakat mengamankan jalannya pilkada Aceh. Bahkan Kapolda menyebutkan sudah melayangkan pemintaan ke Mabes Polri untuk mengirimkan 750 orang personel Brimob, intel, Densus 88, dan juga tenaga IT (information technology) untuk membantu mengamankan proses pemilihan kepala daerah.
“Bantuan pasukan dari mabes untuk mem-back-up pasukan organik. Rencananya nanti sejumlah personel akan ditempatkan di sejumlah lokasi, seperti pengamanan kantor penyelenggara pemilihan, pengamanan pengangkutan logistik, kampanye, hingga pengamanan di sekitar lokasi pemungutan suara,” katanya.