BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Puluhan mahasiswa Universitas Syiah Kuala berunjukrasa di depan Markas Kepolisian Daerah Aceh di Jalan Teuku Nyak Arief Banda Aceh, Rabu (5/3/2014). Mereka menuntut agar polisi mengusut dan menghentikan pelbagai kasus kekerasan yang terjadi menjelang pelaksanaan pemilihan umum di Aceh.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Unsyiah Muhammad Chaldun dalam orasinya menyinggung sejumlah kasus kekerasan yang terjadi di Aceh dalam tiga bulan terakhir ini. Menurutnya, pelbagai kasus kekerasan dan pertumpahan darah telah menodai kedamaian masyarakat dan pelaksanaan syariat Islam di Aceh.
Polisi, kata Chaldun, tidak boleh menutup mata atas kekerasan yang terjadi di Bumi Seulanga ini. Apalagi kekerasan dan intimidasi menjelang pemilu itu tak jarang menimbulkan pertumbahan darah.
“Polisi terkesan mengacuhkan kekerasan itu. Ini tentu saja menimbulkan kecurigaan masyarakat terhadap independensi Polda,” ujar Chaldun.
Pelbagai kekerasan yang terjadi, kata Chaldun, telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. “Masyarakat Aceh lagi-lagi diserahkan dengan kejadian yang berakibat dari ketidakcerdasan politik,” kata Chaldun.
Kinerja kepolisian dalam menangani pelbagai kasus kekerasan juga mendapat sorotan tajam dari sejumlah organisasi masyarakat sipil di Aceh. Direktur Lembaga Bantuan Hukum Banda Aceh Mustiqal menyebutkan polisi tidak tegas dalam menangani kasus kekerasan bernuansa politik menjelang pemilu.
“Penegakan hukum di Aceh sangat lemah,” kata Mustiqal kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu (5/3/2014). []