BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Belasan mahasiswa berunjukrasa ke Mapolda Aceh, Banda Aceh, Senin (1/3). Mereka mendesak kepolisian bertanggungjawab terhadap tertembaknya dua warga sipil saat polisi memburu teroris di pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar pekan lalu.
Zakaria Adnan, kordinator aksi Aliansi Mahasiswa Aceh, mengatakan, Kapolda Aceh tak cukup hanya meminta maaf di media atas kejadian itu, tapi juga harus bertanggungjawab penuh kepada keluarga korban. “Pertanggungjawaban harus memberi keadilan bagi keluarga korban,” katanya.
Menurut mahasiswa, jatuhnya korban warga sipil dalam operasi itu bukan sebuah kecelakaan, tapi tergolong pembunuhan akibat ceroboh dan tak profesionalnya Polisi.
“Kalian (polisi) sudah melakukan sebuah kesalahan fatal, kalian bertugas untuk melindungi warga negara tapi malah telah membunuhnya,” ujar Zakaria dalam orasinya.
Dua warga Cot Leupueng, Aceh Besar, yang tertembak dalam operasi dilakukan polisi, Senin lalu adalah Kamaruddin (37) dan Suheri (14). Keduanya saat itu sedang mencari ikan di sungai pebukitan Jalin. Kamaruddin tewas ditempat, sedang Suheri kritis.
Kapolda Aceh Irjen Adityawarman sudah meminta maaf atas kejadian itu. Tapi, elemen sipil dan warga Cot Leupueng mengecam aksi polisi dan meminta Kapolda bertanggungjawab.
Dalam aksinya tadi, mahasiswa mendesak otoritas Kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan mengadili pelakunya. Serta meminta para polisi yang ikut operasi itu disekolahkan kembali agar professional.
Aksi damai berlangsung sekitar dua jam ini tak dihiraukan pihak Polda Aceh. Mahasiswa yang meminta dipertemukan dengan perwakilan Polda Aceh tak mendapat tanggapan, meski sudah beberapa kali bernegosiasi dengan petugas. Aksi bubar sekitar pukul 12.20 WIB. []